ASN dan TNI Terpapar Radikalisme, DPR: Cegah Ideologi Transnasional

×

ASN dan TNI Terpapar Radikalisme, DPR: Cegah Ideologi Transnasional

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id – Cegah masuknya ideologi transnasional yang tak sejalan dengan nafas bangsa Indonesia, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo ajak pengurus Dharma Wanita berperan aktif.

Ia menerima pengurus Dharma Wanita Pusat (DWP), di Ruang Kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Senin kemarin (8/7).  ada kesempatan itu diantaranya hadir Ketua Umum DWP, Wien Ritola, Sekretaris Jenderal DWP, Toety Tasdik, para Ketua DWP, Jullie Hakim, Titin Manggabarani dan Umi Rusman dan Kabag Organisasi DWP Lili Agung.

Bamsoet, demikian legislator Partai Golkar itu biasa disapa menyebutkan, mengutip survei Alvara Research yang dilakukan 10 September sampai 5 Oktober 2017 di enam kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar, Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri terrungkap 19,4 persen Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia tidak setuju dengan ideologi Pancasila.

Guna mencegah berkembangnya hal itu, ia pun mendorong agar pengurus Dharma Wanita di berbagai kementerian/lembaga ikut andil dalam pencegahan.

“Bahkan menurut Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, 3 persen personel TNI telah terpapar radikalisme. Tak hanya itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis 2 juta karyawan BUMN berpotensi terpapar radikalisme,” terang dia, dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (9/7).

Setara Institute juga, lanjut Bamsoet, melaporkan 10 perguruan tinggi negeri (PTN) juga terpapar radikalisme. Situasi yang sangat mengkhawatirkan ini perlu ditanggulangi agar jumlahnya tak semakin membesar. “Kuncinya, ada pada pemberdayaan keluarga dimana perempuan adalah tiang pondasinya,” cetusnya.

Masih menurut dia, kekuatan sebuah bangsa bisa dilihat dari kekuatan masing-masing keluarga. Jika setiap orang tua, khususnya kaum ibu bisa mengamalkan Pancasila sedini mungkin di lingkungan keluarganya, akan semakin memperkokoh bangsa Indonesia terhindar dari radikalisme.

“Saya yakin, pada dasarnya cinta dan kasih sayang seorang ibu selalu mengajarkan kebaikan kepada setiap anggota keluarganya. Karena itu, Dharma Wanita maupun organisasi perempuan lainnya harus menjadi mitra strategis bagi pemerintah. Sehingga, setiap kaum ibu bisa menjadi Agen Pancasila,” tegas Bamsoet.

Ia menilai, kekuatan Dharma Wanita sangat luar biasa. Karena terdiri dari seluruh istri pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN), Istri dan janda pensiunan pegawai ASN, BUMN dan BUMD, istri dan janda pegawai dan/atau pensiunan Perguruan Tinggi Negara Badan Hukum, istri kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, istri perangkat pemerintahan desa, istri anggota TNI, purnawirawan TNI, Polri, dan purnawirawan Polri.

“Selain membahas berbagai masalah domestik perempuan, kekuatan sosial Dharma Wanita yang tersebar sampai ke berbagai daerah di seluruh Indonesia harus dimaksimalkan untuk menjaga ideologi Pancasila. Dharma Wanita harus mampu mencabut radikalisme sampai ke akarnya. Sehingga berbagai ideologi transnasional tak lagi tumbuh di bumi Indonesia,” pungkas Bamsoet. Oss

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *