Headline

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maros Meningkat, Angka Kemiskinan Bertambah?

×

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Maros Meningkat, Angka Kemiskinan Bertambah?

Sebarkan artikel ini

Maros, faktapers.id – pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga hingga kuartal ke dua  kurang lebih 5,02 persen, bahkan diperidiksi sulit mencapai hingga 5,7 persen sampai akhir tahun 2019. Salah satu penyebanya Bila proses diagnosa pertumbuhan dilakukan maka faktor pertama dalam ekonomi  kita yang menghambat pertumbuhan adalah masalah regulasi dan institusi.

Institusi, artinya birokrasi pemerintahan masih dianggap belum cukup handal untuk bisa memudahkan investasi maupun melancarkan di sektor perdagangan.

Sedangkan di regulasi, hambatan utamanya adalah masih banyaknya regulasi diantaranya PERDA dan PERBUP sebagai peraturan tingkat bawah yang belim berjalan maksimal bahkan ada yang sama sekali tidak diterapkan.

Ketua Komando Pejuang Merah Putih KPMP Mada Maros, Ir colleng mengatakan, kemiskinan adalah suatu situasi di mana pendapatan tahunan individu di daerah ini tidak dapat memenuhi standar pengeluaran minimum yang dibutuhkan individu untuk dapat hidup layak. Individu yang hidup di bawah standar pengeluaran minimum tersebut tergolong miskin.

Ketika perekonomian berkembang terdapat lebih banyak pendapatan untuk dibelanjakan, yang jika terdistribusi dengan baik di antara penduduk akan mengurangi kemiskinan. Dengan kata lain, secara teoritis, pertumbuhan ekonomi memainkan peranan penting dalam mengatasi masalah penurunan kemiskinan.

“Gambaran singkat kenapa pertumbuhan ekonomi signifikan dengan peningkatan angka kemiskinan bahwa  output daerah akan meningkat ketika  input (kapita dan fisik) meningkat, salah satu faktor  penting yang mempengaruhi pengadaan modal fisik adalah investasi, selain itu outpu juga akan meningkat karena tekhnology, itu Oleh karena itu, pertumbuhan perekonomian daerah dapat  bertumbuh dari input dan perkembangan kemajuan teknologi (pertumbuhan total faktor produktifitas),” kata Colleng.

Setiap input terhadap output mencerminkan seberapa besar pengaruh dari setiap input tersebut terhadap pertumbuhan output. Besarnya sumbangan input-input tertentu terhadap pertumbuhan output di masing-masing kebijakan program daerah menyebabkan perbedaan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada setiap sektor .

Kenapa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Maros meningkat sementara pertambahan jumlah masyarakat miskin bertambah, ini sangat ironis, berdasarkan pejelasan di diatas, dapat dikatakan wajar terjadi akan tetapi sangat tidak wajar ketika yang terjadi adalah perbandingan terbalik, ternyaya Maros sebagai daerah agraris, seharusnya faktor penentu yaitu infut perlu ditambahkan variabel yang diperluas sampai mencakup seluruh sumber daya alam sebagai salah satu inputnya.

Dasar pemikirannya yaitu output daerah tidak hanya dipengaruhi oleh modal dan fisik tetapi juga dipengaruhi oleh lahan pertanian atau sumberdaya alam lainnya seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan sumber daya lainnya yang ikut di pacu hingga mencapai seluruh sendi sensi perekonomian tingkat bawah.

Selain itu, faktor terpenting lainnya adalah dengan memasukkan sumberdaya manusia sebagai modal (human capital), karena akumulasi modal manusia, sebagaimana akumulasi modal fisik, menentukan pertumbuhan ekonomi, sedangkan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat modal manusia melalui pertumbuhan teknologi.

Oleh karena faktor manusia adalah merupakan akumulasi dari pendidikan dan pelatihan kontribusi dari setiap input  terhadap output daerah bersifat proporsional. Suatu daerah yang memberikan kontribusi yang lebih kepada pendidikan terhadap masyarakatnya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari pada yang tidak melakukannya.

Dengan kata lain, investasi terhadap sumberdaya manusia melalui kemajuan pendidikan akan menghasilkan pendapatan daerah atau pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Apabila investasi tersebut dilaksanakan secara relatif merata, termasuk terhadap golongan berpendapatan rendah, maka kemiskinan akan berkurang.

Seseorang dapat dikatakan miskin atau hidup dalam kemiskinan jika pendapatan atau aksesnya terhadap barang dan jasa relatif rendah dibandingkan rata-rata orang lain dalam perekonomian. Secara absolut, seseorang dinyatakan miskin apabila tingkat pendapatan atau standar hidupnya secara absolut berada di bawah tingkat subsisten. Seharusnya pertumbuhan ekonomi merupakan syarat keharusan bagi pengurangan kemiskinan.

Pertumbuhan tersebut harus berlaku efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaknya menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin (growth with equity).

Pertumbuhannya perlu dipastikan terjadi di sektor-sektor di mana penduduk miskin bekerja (pertanian atau sektor yang padat karya). Sehingga diperlukan pemerintahan yang cukup efektif dalam meredistribusi kebijakan dalam bentuk prmanfaatan input dalam bentuk tekhnology dan manusia sebagai modal pada setiap sektor pertumbuhan.

Selain itu juga ternyata Meningkatnya angka kemiskinan, bukan karena jumlah barang dan jasa bertambah, melainkan karena harga barang naik. Bahkan, kalau harga-harga tidak naik secara signifikan, angka kemiskinan tak akan banyak berubah, makanya tingkat kemiskinan turun. Misalnya turunya harga bahan pokok, atau harga stabil.

Selama kuartal pertama, tingkat pertumbuhan ekonomi kabupaten maros diatas rata rata pertumbuhan ekonomi nasional, tetapi ironisnya pertambahan jumlah angka kemiskinan bertambah.

Untuk mensupport hal tersebut penting untuk memasukkan seluruh faktor pendukung diantaranya sumber daya alam, teknology dan manusia. Dalam memacu laju penurunan prosentase tingkat kemiskinan di daerah ini. Hamzan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *