Jakarta, faktapers.id – Menyampaikan orasi kebangsaan Sabtu kemarin (12/1), saat Deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Provinsi Lampung, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengungkap tiga tantangan besar yang masih sulit diatasi bangsa Indonesia.
Dalam rilis yang diterima wartawan, Minggu (13/1) disebutkan, dihadapan ratusan massa GARBI yang hadir pada deklarasi GARBI di sebuah hotel berbintang di Kota Bandar Lampung, Fahri berharap tahun ini Indonesia makin maju dan jadi negara besar yang dihormati dan disegani.
“Namun masih ada tiga tantangan besar yang masih sulit diatasi. Pertama kesulitan memahami narasi setelah masa kepemimpinan yang otoritarisme pada era Orde Baru. Dalam hal tersebut masih sulitnya mencari pemimpin yang memahami demokrasi,” ungkapnya.
Masalah kedua, sambung Fahri, negara tidak mampu menyelesaikan persoalan dan banyak janji yang tidak dipenuhi. Dan masalah ketiga adalah mengenai kepemimpinan.”Kita masih menjadi negara yang mengalami transisi dan perlu pemimpin untuk mengeja kembali kata-kata Indonesia,” urai pimpinan DPR Bidang Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu.
Sebab, terang Fahri lagi, untuk membangun negara yang maju, tambahnya. Pemerintahan harus mendapatkan kritik.
“Lembaga eksekutif memegang 99 persen negara, dan birokrasi, mereka tidak boleh mendapatkan pujian, tapi mereka harus selalu diberikan tantangan dan kritik yang membangun,” ujarnya.
Fahri menilai, dengan terbentuknya organisasi massa yang dipelopori kaum muda bernama GARBI diharapkan membawa perubahan dengan cara berfikir demokrasi yang berbasis agama.
“GARBI ingin menegaskan bahwa kuasa perubahan dengan ilmulah yang dapat menegakan wibawa kekuasaan dengan ilmu serta bekerja dengan sistem sunnatullah, bukan struktur yang feodal,” cetusnya.oss