Jakarta, faktapers.id – Berkembangnya demokarasi transaksional, akan berujung pada terkalahkannya pemimpin yang berkualitas oleh pemodal dan populeritas.
Demikian Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan menegaskan. “Meski mempunyai kapasitas dan kualitas (calon pemimpin-red), ia bisa kalah oleh orang yang memiliki modal dan popularitas. Demokrasi yang dipenuhi transaksi hanya menguntungkan segelintir orang dan menyengsarakan masyarakat,” ungkap Zulkifli di ruang Kerjanya saat menerima delegasi Konferensi Visi Indonesia 2045 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/2).
Ia pun berujar, perlu dibangun kesadaran di masyarakat akan pentingnya kedaulatan yang dimiliki. “Masih ada masyarakat yang belum paham arti pentingnya Pemilu. Pemilu dianggap hanya pesta demokrasi sehari. Ada yang mengaku datang ke TPS setelah diberi sembako,” urainya.
Diakui Zulkifli, dmokrasi di Indonesia memang mahal. Untuk membayar saksi satu provinsi saja bisa menghabiskan miliaran rupiah. Ia berharap agar pemerintah menanggung saksi yang ada. Zulkifli berpendapat demikian membandingkan sistem demokrasi di Amerika Latin, di mana partai politik dibiayai negara namun tidak boleh meminta sumbangan dari pihak lain.
Dihadapan delegasi yang dipimpin oleh Dino Patti Djalal yang beranggotakan Diaspora Indonesia dan generasi muda milineal yang berkreasi dalam berbagai bidang itu, ia menegaskan, agar masalah tersebut tidak berlarut-larut, Zulkifli mendukung gerakan yang dilakukan Konferensi Visi Indonesia 2045. “Gerakan komunitas ini sesuai dengan konstitusi. Salah satu kesepakatan mereka bahwa hukum harus tegak, adil, dan berlaku untuk semua. Konstitusi menyatakan negara wajib melindungi seluruh tumpah darah,” cetusnya.
“Konferensi ini mempertemukan pemuda terbaik di Indonesia dan masyarakat diaspora”, kata Zulkifli lagi. Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan, banyak terjadi ketimpangan dan kesenjangan pada masyarakat di sejumlah daerah. “Banyak petani yang tak memiliki lahan. Lahan-lahan yang ada sudah dikuasai oleh segelintir orang. Sehingga mereka menjadi buruh tani. Hal inilah yang menurutnya perlu dipikirkan bersama,” ujarnya.
Menerima pemaparan dan hasil Konferensi Visi Indonesia 2045, Zulkifli mengemukakan rasa setuju dan mendukungnya. Ia menandatangani petisi yang disebar oleh komunitas itu. Kepada mereka, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan, setelah era reformasi, bangsa ini banyak mengalami kemajuan. Meski demikian diakui ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. oss