Maros, faktapers.id – Jembatan penghubung lingkungan Data-pakkasalo, masyarakat keluhkan kondisi jembatan gantung lintas kecamatan, Kelurahan Baju Bodoa Maros Baru ke Kelurahan Pallantikan Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros rusak parah, Jumat (22/3/19)
Jembatan gantung yang menelan anggaran cukup besar pada tahun 2018, kini sudah rusak parah dibeberapa bagian.
Di bagian lantai lintasan baut dan klem pengikat besi plat sudah lepas dan berjatuhan sehingga plat lintasan bergeser, sehingga menimbulkan suara keras dan bising jika dilalui.
Ahmad seorang pengendara pengguna jembatan sebagai lintasan rutinitasnya, Menilai anggaran sebesar Rp.1 Miliar sangat besar dibelanjakan jika membangun jembatan gantung seperti ini. Jembatan gantung seperti ini hanya mengintai keselamatan masyarakat bagi penggunanya.
“Anggarannya Rp.1 Miliar namun hasilnya sama sekali tidak memuaskan, Belum ada setahun sudah banyak yang rusak parah, lintasan plat sudah terbuka bahkan ada juga yang sudah tidak rata, klem dan baut pengikat sudah banyak yang terlepas berjatuhan kebawah sungai,” ucapnya.
“Tambah lagi beberapa baut penyangga sudah mulai longgar, lasnya pun asal-asalan sehingga jembatan keras bergoyang jika dilintasi,” lanjutnya.
Masyarakat meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Maros, untuk segera memperbaiki jembatan, sebelum menelan korban jiwa.
Belakangan ini sudah ada tiga warga yang mengalami kecelakaan di jembatan, untung saja korban masih selamat.
“saya yakin orang-orang PU juga pasti takut melintas di jembatan ini. Masyarakat bisa pasrah saja pada saat menggunakan jembatan ini sebagai akses rutinitas keseharinya, masyarakat lebih memilih pasrah karna tak ada akses lain yang dapat dilintasi, kecuali harus memutar ke Maros Kota yang menempuh jarak begitu jauh,” jelasnya.
Suara bising yang ditimbulkan jembatan juga sangat mengganggu waktu istrirahat masyarakat sekitar.
Masyarakat meminta kepada Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros, untuk segera ke lapangan memantau jembatan. Masyarakat curiga, adanya praktek penyalahgunaan anggaran saat pembangunan jembatan gantung ini.
“Jembatan ini cocoknya untuk pejalan kaki. Kalau motor, tidak cocok. Motor terlalu berat, makanya sudah ada kecelakaan,” katanya.
Jembatan gantung ini tidak cocok bagi pengendara, cocoknya hanya pejalan kaki saja, pasalnya kendaraan memiliki bobot yang berat.
Kepala Dinas PU Maros, Alfian Amri pada saat ingin dikonfirmasi tidak pernah merespon.
Sementara, Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri (Kejari) Maros, Devid Setiawan mengaku sedang ada urusan di luar daerah karna sementara cuti. Hamzan