Makassar, faktapers.id – Penanganan penyakit Tuberculosis pada penderita tidak boleh disepelekan, penyakit yang menyerang paru-paru ini disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman ini telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, dan menyerang 75 % pada kelompok usia produktif 15-50 tahun. Di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit penyakit kardiovaskuler, dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok umur, dan nomor 1 untuk golongan penyakit infeksi, Senin (1/42019).
Mencegah dampak penyakit TB semakin menular, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Makassar, kembali menggelar skrining penyakit Tuberkulosis untuk Narapidana atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang sedang batuk, bersama Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar dan Tim Kesehatan Klinik Baharuddin Suryobroto Lapas Kelas I Makassar.
Dalam rangka memperingati hari TB sedunia yang jatuh pada tanggal 24 Maret 2019, kegiatan ini mengusung tema “Saatnya Lapas Kelas I Makassar Bebas TBC Mulai dari Saya”, dimana tema yang diangkat mengisyaratkan bahwa kesehatan masyarakat Indonesia harus lebih diperhatikan dan bebas dari TB, salah satunya masyarakat atau WBP yang ada di Lapas Kelas I Makassar.
Tidak hanya pengambilan data skrining pada penderita batuk, pada kegiatan ini, tim dari kesehatan juga mengambil sample sputum dahak, dan sample darah WBP, serta dilakukan juga pemeriksaan kulit yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar, “kegiatan kita hari ini adalah skrining kesehatan paru, juga pada kegiatan tersebut kita mengambil beberapa sample seperti darah, dan sputum dahak, serta ada juga teman-teman dari Dinas Kesehatan yang mengecek kulit”, ujar Ahmad Efendi selaku Kepala Seksi Pengembangan Sumberdaya Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.
Kegiatan yang dilaksanakan di Blok C, Blok D, dan Blok Anak, dilaksanakan dari, hari Kamis (28/3/19) sampai Jum’at (29/3/19). Menurut salah satu tim Kesehatan dari Lapas Makassar mengungkapkan terkait hasil dari data skrining, sputum dahak, dan sample darah yang telah diambil akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar.
“untuk hasil dari data skrining diolah oleh pihak balai besar kesehatan paru, namun terkait hasil tes sputum dahak, saya kira akan dilakukan tes sputum mikroskopik yang akan memakan waktu hingga 6 minggu, selanjutnya untuk pengambilan sample darah hasilnya mungkin untuk memberitahukan kesehatan pasien”, tutur Uchi salah satu Tim Kesehatan Klinik Lapas Makassar.
Perhatian terhadap pengobatan penyakit TB ini, sudah sepatutnya menjadi prioritas bagi penderita, sebelum menularkan kepada orang lain, selain itu untuk mencegah penularan penyakit TB diharapkan, WBP Lapas Makassar dapat mengenali gejala-gejala TB dan selalu melakukan konsultasi kesehatan untuk mencegah kuman dari TB tersebut terus berkembang, sehingga dapat ditangani lebih lanjut oleh tim kesehatan Lapas Makassar.kartia