Kutai Barat, faktapers.id – Pengurus Cabang Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur, kembali sukses melakukan Tes Putih (Putih Kecil) sebagai ujian kenaikan sabuk kepada 199 siswanya. Yakni dari sabuk hijau ke sabuk putih, berlangsung dihalaman Sekolah Dasar Negeri (SDN) 002 Kampung Sangsang, Kecamatan Siluq Ngurai, Minggu (28/4/19).
Ketua PSHT Cabang Kubar, Suparlan SPdI menegaskan bahwa Tes Putih Kecil kepada siswa PSHT itu guna menuju ke Tes Calon Warga PSHT Cabang Kubar.
“Selanjutnya siswa akan mengikuti Tes Calon Warga. Kemudian barulah akan dilakukan pengesahan,” jelasnya dalam keterangan pers di Kampung Sangsang.
Ia mengungkapkan, dalam tes putih kali ini terkendala oleh cuaca hujan menghambat kehadiran siswa dan anggota serta warga PSHT dari 11 ranting se-Kubar, tidak bisa keluar dari lokasi.
“Seharusnya ada 315 siswa yang akan dites putih kecil. Karena faktor cuaca hujan hanya 199 siswa yang bisa hadir. Dari 11 ranting se-Kubar, Ranting Muara Pahu dan Mahulu tidak bisa hadir,” ungkapnya.
Suparlan membeberkan, hingga saat ini Kepengurusan PSHT Cabang Kubar yang dipimpinnya, tetap loyal dan dan berpegang teguh pada PSHT yang berpusat di Jalan Merak Nomor 10 Kelurahan Nambangan, Kota Madiun, Jawa Timur, dengan Ketua Umum Murjoko (Hasil Prapatan luhur/Parluh 2017).
“PSHT Cabang Kubar sejak berdiri pada 2010 silam, kini telah memiliki anggota sebanyak 1.525 warga. Yang masuk data anggota PSHT adalah yang sudah pengesahan dan masuk buku besar,” tuturnya.
“Kepada seluruh siswa PSHT Kubar, terutama yang baru saja ikut Tes Putih, agar senantiasa bisa berjalan sukses. Tetap berpedoman dengan AD/ART dan Pepacuh (ajaran) PSHT Pusat Madiun dengan Ketua Umum Bapak Murjoko,” pesannya.
Disinggung terkait telah terjadinya dualisme kepengurusan PSHT di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kubar saat ini, Suparlan tidak membantah. Dia mengakui hal itu memang telah terjadi sejak beberapa waktu lalu.
“Kepengurusan PSHT Cabang Kubar yang saya pimpin masih loyal kepada Kepengurusan PSHT Berpusat di Madiun, dibawah pimpinan Ketua Umum Bapak Murjoko,” ujarnya.
Dualisme kepengurusan PSHT tersebut menurut Suparlan, tak terlalu berefek terhadap Kepengurusan PSHT Cabang Kubar yang dipimpinnya. Namun diakuinya, ada diantara ranting di Kubar yang membelot.
“Yaitu Ranting Linggang Bigung, malah loyal ke hasil Parluh 2016 dengan Ketua Umum Bapak Taufik. Artinya telah melanggar kesepakatan bersama ke Mas Murjoko Ketua Umum PSHT Pusat Madiun,” tambah Suparlan.
Suparlan juga membeberkan, bahwa hasil Rakornas pada 22 Maret 2019 di Padepokan Agung di Jalan Merak Nomor 10 Kelurahan Nambangan, Kota Madiun, mayoritas mendukung Ketua Umum Murjoko yang merupakan hasil Parluh 2017.
“Saya imbau kepada ranting PSHT se-Kubar, agar tetap menjaga kondusifitas dengan adanya dualisme kepengurusan ini. Jangan mudah terpancing provokasi orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab. Karena itu akan menjadi titik lemah sebagai serangan,” instruksinya.
Suparlan menyebut, dalam PSHT diutamakan adalah rasa persaudaraan, rasa sosial pengabdian kepada sesama, kepada masyarakat, serta kepada bangsa dan negara. Juga meliputi olahraga, beladiri, kesenian, dan kerohanian.
Sementara itu, Petinggi Kampung Sangsang, Maskur, mengaku mendukung kuat dan merupakan suatu kehormatan acara itu dilaksanakan oleh Pengurus Cabang PSHT Kubar di Kampung Sangsang.
“Kehormatan bagi kami, karena cikal bakal berdirinya Cabang PSHT Kubar adalah di Kampung Sangsang, pada 1998 silam dibawa oleh almarhum Sarniyanto, berasal dari Madiun. Beliau telah meninggal dunia pada 2018 lalu dan dimakamkan di Kampung Sangsang,” ungkapnya.
Maskur bercerita bahwa almarhum membawa masuk PSHT kala itu ke Kubar, yakni sejak Kubar masih bergabung dalam Kabupaten Dati II Kutai. Karen cikal-bakal masuknya PSHT ke Kubar dimulakan di kampung itu, Maskur mengusulkan, agar dibuat Prasasti PSHT di Kampung Sangsang.
“Fungsinya untuk mengenang jasa dan pengabdian Sarniyanto salah satu kesatria yang berhasil membawa PSHT ke Kubar.Bahkan beliau beristri dan berkeluarga dengan warga asli Kampung Sangsang hingga meninggal dunia dimakamkan di kampung ini,” pungkasnya. Iyd