Jakarta, faktaprs.id – Terkait rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memindahkan Ibukota Negara dengan membangun kota baru, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mengingatkan agar tak melupakan lanscap dan konsep pendiri bangsa.
“Sebab kalau kita merubah itu, bisa mengubur sejarah dan kita tidak tahu jati diri. Kita bisa menjadi bangsa yang kebingungan karena tidak punya catatan masa lalu,” cetus Fahri melaui pernyataan tertulisnya, Kamis (2/5/19). Sebelumnya, pemerintah berencana memindahkan Ibukota Negara ke luar pulau Jawa.
Masih menurut Fahri, konsep Ibukota Indonesia tidak bisa berubah dari konsep Ibukota yang digagas oleh Bung Karno (Presiden pertama RI), pada tahun 60-an yang desainnya mengikuti Ibukota Amerika Serikat yaitu Washinton DC yang berada di distrik of Colombia.
Baca Juga Ketua DPR RI: Kolaborasi Swasta Percepat Peningkatan Kualitas Pendidikan
“Makannya kata-kata DKI itu dalam Undang-undangnya adalah Daerah Khusus Ibukota, yang dimaksudkan sebagai Ibukota dalam desain tata kota yang dirancang oleh Bung Karno, yang didalamnya ada pusat Pemerintahan dan pusat sejarah,” ujar legislator PKS itu.
Pusat pemerintahan, papar Fahri, dimaksdkan sebagai tempat bagi pengambilan keputusan terbaik bagi bangsa dan negara. Sementara pusat sejarah, itu maksudkan sebagai memory bersama anak-anak bangsa, agar kita sebagai bangsa punya rujukan untuk mengingat tentang apa yang dialami bangsa, secara khusus dan dunia pada umumnya.
“Itu lah sebabnya kalau kita melihat konsep-konsep seperti ini berkembang, misalnya Bung Karno pergi ke Brazil dan melihat kota Brazilia yang desainnya memang mengikuti konsep yang berkembang di AS,” terang wakil rakyat dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) ini lagi.
Jadi, tambah Fahri, filosofi Ibukota itu berasal dari Bung Karno, sehingga pemerintahan ini tidak boleh keluar dari konsepsi pemikiran Bung Karno. oss