Dikira Teroris Saat Digerebek di Bekasi, Driver Ojol: Niat Saya Cuma Menolong

1133
×

Dikira Teroris Saat Digerebek di Bekasi, Driver Ojol: Niat Saya Cuma Menolong

Sebarkan artikel ini

Bekasi, faktapers.id – Tohirin alias Eko (34) seorang yang berprofesi sebagai driver ojek online akan teringat terus peristiwa pada Minggu (5/5/19) dinihari WIB. Saat itu, ketika sedang pulas tidur tiba-tiba rumah kontrakannya di Gang Salon RT 03 RW 01, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi didobrak tim Densus 88 Antiteror Polri.

Pintu yang terbuat dari kayu dan tripleks itu pun seketika jebol. Bekas sepatu anggota tim Densus masih terlihat jelas. Eko yang di dalam bersama dengan kawannya, Feri, hanya bisa tiarap di ruang tengah.

“Saya bingung ada apa ini, panik,” kata Eko mengisahkan ketika ditemui wartawan pada Minggu petangnya seperti dilansir Tempo.

Eko sempat ditodong senjata laras panjang, diminta tak bergerak oleh aparat Densus 88 yang menggerebek. Rupanya, aparat itu mencari dua orang yang tak ia kenal. Sebab, kabarnya dua orang tersebut hendak menginap di sana. “Kemudian ditanya, tahu Iqbal enggak? saya bilang iya, itu teman saya,” ucap Eko.

Eko bersedia menunjukkan kediaman Iqbal, kawan lamanya ketika bekerja di sebuah pabrik di Jatiasih. Seketika itu juga Eko dibawa ke wilayah Bantargebang. Sedangkan Feri yang masih syok pulang ke rumah kontrakannya.

Belakangan diketahui kalau Iqbal sempat meminta bantuannya agar menampung dua orang temannya semalam. Iqbal menghubunginya melalui sambungan telepon pada Sabtu sekitar pukul 18.30 WIB. Eko mengiyakan.

“Niatnya saya nolong, kebetulan di rumah ada teman juga mau nonton bola,” kata Eko yang mengakui masih cukup sering komunikasi dengan Iqbal. “karena dia juga sekarang ngojek online.”

Dua orang itu belakangan diketahui merupakan buronan Densus 88 yang kabur dari penggerebekan di Babelan, Kabupaten Bekasi, sehari sebelumnya. Eko mengaku belum sempat bertemu. “Sempat ditanya lagi malamnya, sudah ketemu belum, saya bilang belum,” kata dia.

Karena lelah, Eko tidur lebih awal pada malam itu. Rencana menonton pertandingan sepak bola di televisi yang dimulai pukul 01.45 juga gagal akibat ketiduran. Ia langsung terjaga begitu ada suara ‘brak’ cukup keras dari aparat yang mendobrak pintu. “Ini menjadi pengalaman yang bakal tak bisa saya dilupakan,” ujar Eko.

Setelah kejadian itu, dia menyatakan kapok menerima tamu yang tak jelas asal-usulnya. Pria perantauan asal Brebes Timur ini mengaku akan selektif menerima tamu. “Saya trauma, tidak mau lagi ada kejadian seperti ini,” ucap Eko.

Adapun dua orang yang dicari Densus 88 akhirnya ditangkap tak jauh dari kediaman Eko pada Minggu pagi sekitar jam 8. Satu orang di antaranya tewas meledakkan diri ketika terpojok di gang buntu Jalan H. Idrus 2, RT 1 RW 3, Jatikramat. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *