Jember, faktapers.id – Begitu besarnya perhatian pihak pemarintah pusat, tidak lain pemberian dana desa yang jumlahnya makin besar yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Hal ini menunujukkan bahwa pemerintah komitmen memajukan desa sekaligus keseriusan pemerintah untuk memajukan desa tentunya tidak hanya mengandalkan ketersediaan regulasi. Namun good will pemerintah ini butuh support dari seluruh stakeholders, agar tujuan pemerintah memperbaiki dan memajukan desa dapat segera terwujud.
Selain itu, untuk mendukung suksesnya pengelolaan keuangan desa, butuh kepala desa dan perangkat desa yang punya kapasitas. Mereka harus paham dan mengerti betul apa isi regulasi tentang desa.
Jika tidak, pasti pengelolaan keuangan desa akan mengalami masalah serius ke depannya. Hal ini sangat disayangkan dan diabaikan oleh Kepala Desa Sumberjati.
Menurut pantauan faktapers.id dari beberapa narasumber yang dimintai konfirmasi mengatakan, memang banyak kejanggalan tentang proyek dana desa yang tidak sesuai standar, seperti proyek jalan faving di Dusun Kajer.
“Favingnya saja kasar dan kropos, kenapa kok tidak mengambil K 300, dananya kan besar Rp 50 juta, kalau cuma buat 120 meter panjangnya, lebar 2 meter, dan kali 68 ribu per meternya jadi keuangan berapa kan tinggal ngitung. Belum juga di titik yang lain, ini cuma di Dusun Kajer. Jadi tolong masyarakat itu jangan dibodoh-bodohin, berarti banyak anggaran yang di sunat dong,” kata sumber tersebut.
Supriyadi/bagong selaku pelaksana, ketika disinggung masalah standar kualitas SNI faving tersebut mengatakan, tidak tahu dengan kualitas bagus dan jeleknya faving.
“Kalau masalah faving itu saya tidak tahu, kalau saya ditanyakan seperti itu nanti takut jawabnya salah. Lebih baik ke kepala desa saja. Dia yang lebih tahu detilnya,” ujar Bagong.
Kemudian faktapers.id mendatangi kediaman Andre selaku Kepala Desa Sumberjati sekira pukul 9.38 WIB. Ketika ditanya segala macam pertanyaan merasa kebingungan terkait proyek jalan faving yang sedang di kelolanya.
“Terus saya harus bagaimana dan banyak wartawan yang datang ke rumah tidak pernah menanyakan hal ini,” sanggah Andre. Adi