Headline

Diduga Timbulkan Polusi, Warga Desa Tangkas Tolak Pabrik AMP di Gunaksa

2824
×

Diduga Timbulkan Polusi, Warga Desa Tangkas Tolak Pabrik AMP di Gunaksa

Sebarkan artikel ini

Bali, faktapers.id – Keberadaan pabrik Asphalt Mixing Plant (AMP) di wilayah Gunaksa, Dawan, Klungkung persisnya di timur jembatan Jalan By Pas Desa Tangkas mendapat penolakan warga.

Namun penolakan tidak datang langsung dari warga Gunaksa, melainkan Desa tetangga yakni Desa Tangkas, Klungkung. Warga Desa Tangkas menolak keberadaan AMP tersebut karena menimbulkan polusi. Asap dari pabrik AMP tersebut dinilai sangat menggangu kesehatan warga.

Informasi yang diperoleh dilapangan, Minggu (9/6) kemarin, protes warga ini mulai muncul ketika pabrik AMP tersebut melakukan uji coba beberapa minggu lalu. Saat itu uji coba berlangsung warga kemudian bereaksi. Karena asap pekat yang keluar dari cerobong pabrik AMP justru menyebar ke pemukiman warga Desa Tangkas yang berlokasi di sekitar Pura Tumpa. Atas kejadian tersebut warga kemudian protes, bahkan menyampaikan keberatannya melalui media sosial.

Keberatan warga inipun kemudian ditindaklanjuti para prajuru adat dengan menggelar paruman desa pekan lalu. Warga dari enam banjar di Desa Tangkas mengikuti paruman desa tersebut. Bahkan dari hasil paruman tersebut, warga sepakat menolak keberadaan AMP tersebut.

“Memang ada warga yang protes dan ada paruman desa, Jumat lalu di balai Desa Adat. Dan kebanyakan masyarakat tidak setuju dengan keberdaan AMP tersebut,” ujar mantan Perbekel Tangkas, Wayan Tilem, Minggu kemarin.

Menurut Tilem, warga menolak keberadaan AMP tersebut karena polusi asap yang ditimbulkan. Apalagi wilayah yang terdampak dari asap tersebut, bukannya di wilayah Gunaksa melainkan warga yang tinggal di sekitar Pura Tumpa, Desa Tangkas. Ada sekitar 125 KK yang tinggal di sekitar Pura Tumpa dan dekat pabrik AMP tersebut.

“Pabrik AMP tersebut belum beroperasi, masih uji coba. Tapi setelah uji coba warga kemudian ribut karena asap yang ditimbulkan,” katanya pada awak media.

Tilem juga mengakui saat masih menjadi Perbekel, dari pemilik pabrik AMP sempat datang ke kantor Desa. Tapi saat itu pemilik pabrik tidak bisa menunjukan ijin lingkungan. Malah mengaku tidak memerlukan ijin tersebut karena dianggap tidak perlu oleh ke Pemkab.

“Dari pemilik pabrik bilangnya begitu. Jadi untung juga dia bilang begitu sehingga saya tidak perlu bermasalah dengan masyarakat. Karena memang saya tidak ada memberikan ijin lingkungan,” kata Tilem.

Sementara itu dari pantauan dilapangan, ada aktifitas terlihat di pabrik AMP yang berlokasi di pinggir jalan By Pas IB Mantra tersebut. Sejumlah truk terlihat lalu lalang membawa bahan ke pabrik tersebut. Selain itu ada juga alat berat yang bekerja meratakan bahan di dalam pabrik tersebut. Tapi tidak terlihat tanda- tanda ada asap yang keluar dari mesin di pabrik tersebut.

“Waktu uji coba ada keluarkan asap. Asap inilah yang diprotes warga karena selain warnanya pekat juga membuat mata perih,” ujar Wayan Nata, salah seorang warga yang rumahnya berada di sekitar Pura Batu Tumpa, kemarin.

Sementara salah seorang tokoh masyarakat Desa Tangkas, Wayan Mastra mengatakan kalau warga telah sepakat menolak keberadaan pabrik AMP tersebut. Penolakan warga ini dilakukan karena mengingat pengamalan sebelumnya. Ada beberapa pabrik AMP yang sempat beroperasi di eks Galian C, tapi asap yang dikeluarkan dari pabrik tersebut membuat banyak warga yang batuk-batuk.

“Setahu saya sampai sekarang kawasan eks Galian C tidak boleh ada aktifitas. Tapi kenapa bisa ada pabrik AMP yang beroperasi,” tanyanya.

Yang jelas, Mastra yang masih menjadi anggota DPRD Klungkung ini menegaskan kalau warga tidak setuju dengan keberadaan pabrik AMP tersebut karena mencemari lingkungan. Belum lagi pabrik tersebut belum memiliki izin Amdal dan tidak ada melakukan sosialisasi ke masyarakat Desa Tangkas selaku pendamping.

“Kalau masih beroperasi maka kami dari warga akan bertindak dan akan berduyun- duyun mendatangi pabrik tersebut. Dan jangan salahkan kami jika ada warga yang melakukan anarkis jika sampai pabrik tersebut tetap beroperasi,” katanya. tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *