Jakarta, faktapers.id – Battle of Surabaya menjadi satu dari enam film Indonesia yang diputar dalam Pekan Film Indonesia, “La Fete du Cine Indonesien”, yang diadakan di Cinema le Prado Marseille, Prancis pada tanggal 27-29 Juni 2019.
Agenda tersebut diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Marseille bekerja sama dengan Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Acara berupa Pekan Film Indonesia “La Fète du Ciné Indonèsien” di Cinema le Prado Marseille – Prancis. Ada sebanyak enam film unggulan Indonesia yang telah meraih banyak penghargaan di tingkat nasional maupun internasional ditayangkan dalam festival yang diselenggarakan untuk pertama kalinya di Marseille ini.
Film-film unggulan yang diputar di festival ini yang telah meraih banyak penghargaan di tingkat nasional maupun internasional. Selain Battle of Surabaya, Lima Film lain yang ditayangkan dalam festival ini adalah : Nyai, Surau dan Silek, Sekala Diskala, Boven Digoel, dan Emma/Atirah.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Marseille juga mengadakan diskusi film, menghadirkan 3 orang narasumber, yaitu : Prof. Dr. M. Suyanto, MM, selaku Produser Film “Battle of Surabaya, Arief Malindo sebagi sutradara film “Surau dan Silek, dan Annisa Hertami, pemeran utama film “Nyai”.
Dalam acara Screening dan diskusi Film itu sendiri tampak dihadiri oleh para pecinta film yang mayoritas merupakan masyarakat Kota Marseille.
Kepala Bidang Perizinan dan Pengendalian Film Pusbangfilm Kemendikbud, Dian Srinursih, pada momen tersebut menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia juga terus berupaya untuk bersinergi dengan berbagai pihak di bidang perfilman. Dan membuka pintu selebar-lebarnya bagi pihak asing yang ingin membuat film di Indonesia.
Menurutnya Indonesia adalah negara yang layak diperhitungkan untuk tujuan lokasi syuting. Sebagai negara yang terdiri atas kepulauan, Indonesia dikenal dengan keindahan alamnya yang sangat eksotis serta kekayaan budaya dan kearifan lokalnya.
Dian mengakui bahwa Pekan Film Indonesia di Marseille ini merupakan sarana untuk memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis.
“Diselenggarakannya kegiatan Pekan Film Indonesia ini adalah untuk lebih meningkatkan hubungan diplomasi dan memperkenalkan kebudayaan Indonesia di luar negeri melalui film-filmnya,” sebutnya.
Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Marseille, Asianto Sinambela mengutarakan bahwa industri film Indonesia saat ini telah berkembang pesat dan banyak yang memenangi berbagai penghargaan internasional.
“Indonesia yang terkenal akan keindahan alamnya juga sangat ideal untuk dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk produksi film dari seluruh dunia,” ungkapnya.
Pemutaran awal pada malam pembukaan diputarkan film “Nyai” karya Garin Nugroho, dengan artis pemeran utamanya Annisa Hertami dan ikut juga menampilkan tarian “Batik, kemudian dilanjutkan dengan diskusi secara langsung dengan Annisa Hertami, pemeran utama film “Nyai”. Arief Malinmudo sutradara film “Surau dan Silek “, dan Suyanto produser film “Battle of Surabaya”.
Perlu diketahui film yang diputar pada La Fète du Ciné Indonèsien 2019 adalah:
Film “Nyai”, diputar pertama kali di Busan international Film Festival, menjadi pembuka wave section (sesi film eksperimental) di Torino Film Festival, dan berkeliling ke berbagai festival dunia Rotterdam, Taipei, Gotteberg, hingga menjadi film pembuka di Jogja Asia Netpac dan layar-layar komunitas di Indonesia.
Film “Surau dan Silek”. Film ini telah ditayangkan dalam event yang dikelola Festival Film, Diplomasi Budaya Negara, Film Distributor & Komunitas di Australia yaitu di kota Sydney, Melbourne, Perth, Adelaide, Canberra, Brisbane, Amerika Serikat yaitu di kota Los Angeles, Houston, Washington DC, New York, Italia tepatnya di Florence, Hongkong, Algieria, Hobart Australia, Saudi Arabia, Brunei Darussalam, dan Bulgaria.
Film “Sekala Diskala”, film yang meraih Best Picture dalam Berlin International Film Festival 2018 dan Asia Pacific Screen Award 2017.
Film drama dokumenter “Boven Digoel”, mengisahkan kehidupan sosial di Papua.
Film animasi “Battle of Surabaya”, meraih Best Animated Movie dalam European Cinematography Awards 2018, Festival di Cinematographie International Hollywood 2018, serta International Film Festival di Milan, Berlin, Nice 2017.
Dan film “Emma/ Atirah”, juga telah diputar di Vancouver International Film Festival (2016), Busan International Film Festival (2016), dan Tokyo International Film Festival (2016). uaa