Pesibar, faktapers.id – Bupati Pesisir Barat Dr. Drs.H. Agus Istiqlal, SH., MH, yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Azhari, SH., MH, menghadiri sekaligus membuka Pelatihan Pengembangan Destinasi Wisata Kuliner (Dak Non-Fisik) di Aula Sartika Guest Hotel, Selasa (16/7/19).
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pesisir Barat Tedi Zadmiko, S.Km., MM, menginformasikan hadir dalam acara tersebut Ketua TP PKK Kabupaten Pesisir Barat Hj. Septi Istiqlal sekaligus berperan sebagai salah satu narasumber di kegiatan ini, beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat, Pejabat Administrator, para narasumber dari SMK Krida Widada Lampung, dan para peserta pelatihan.
Dalam sambutan Bupati Pesisir Barat yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Azhari, S.H., M.H, menyampaikan ucapan terima kasih kepada para narasumber yang berkenan hadir pada acara Pelatihan Destinas iWisata Kuliner di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2019.
“Tidak lupa juga saya berikan apresiasi yang tinggi kepada pihak penyelanggara atas terlaksananya kegiatan ini sehingga dapat terlaksana dengan baik dan sukses. Pariwisata merupakan industri yang rentan pada perubahan dan perkembangan zaman. Perubahan yang terjadi adalah pergeseran motivasi dalam melakukan kunjungan wisata. Sedangkan Tren berwisata juga mengikuti perkembangan zaman,” kata Azhari.
Saat ini, kata dia, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu mudah dan dapat diakses oleh semua orang bahkan dapat mengatur perjalanan wisatanya. Industri pariwisata juga semakin berkembang. Salah satunya adalah wisata kuliner.
“Bagi wisatawan, dapat dikatakan bahwa kuliner merupakan salah satu daya tarik untuk melakukan kunjungan wisata ke suatu daerah. Wisatawan datang kesuatu daerah untuk berburu atau bernostalgia dengan makanan khas daerah tersebut, selain menikmati kuliner di restoran atau tempat beberapa sentra-sentra kuliner khas daerah, yang khas yang berada pada destinasi pariwisata dipercaya sebagai alat promosi dan pembentuk citra destinasi yang efektif yang akan mendorong kepercayaan, pemahaman dan penilaian wisatawan,” ujar dia.
Lebih lanjut, Azhari menyebut, Bupati menyampaikan, wisata kuliner merupakan perjalanan dan pengalaman menikmati makanan-minuman yang unik khas yang berasal dari tiap daerah wisata kuliner tak harus selalu megah dan eksklusif. Bukan pula tentang daftar panjang restoran tersohor karena wisata jenis ini bisa dilakukan siapa saja dan dimana saja.
“Di tempat yang jauh maupun dekat, termasuk salah satunya menyambangi pasar-pasar dalam wisata kuliner dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat, menambah dan meningkatkan perputaran ekonomi daerah. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa wisatawan membelanjakan hampir 40 dari total biaya perjalanan untuk makanan,” tuturnya.
“Seperti destinasi, kita ketahui bersama bahwa pelatihan wisata kuliner Kabupaten Pesisir Barat tahun 2019 adalah program dari Kementrian Pariwisata menunjukkan bahwa potensi sosial budaya dan ekonomi di Kabupaten Pesisir Barat dari penelitian yang ada, sektor kuliner dalam industri pariwisata menyumbang 30 persen-40 persen, pendapatan pariwisata ekonomi kreatif berkontribusi sebesar 7,38 persen terhadap perekonomian nasional dengan total APDB sekitar Rp 852,24 triliun, dari total kontribusi tersebut subsektor kuliner menyumbang 41,69 persen, sehingga dengan diadakannya pelatihan destinasi wisata kuliner ini diplomasi terbaik di dunia baik secara sosial budaya maupun ekonomi adalah melalui kuliner, karena merupakan iplomasi ekonomi paling halus (soft diplomacy),” imbuh Azhari.
Untuk itu, pemberdayaan masyarakat dalam memainkan peran penting guna mewujudkan masyarakat destinasi wisata kuliner dapat menjadi pendonkrak tingkat pertumbuhan ekonomi dan pemikat tingkat belanja wisatawan serta pelengkap kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanannya untuk mencapai hal tersebut harus ditopang oleh keberhasilan dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) termasuk masyarakat pariwisata yang andal, Kreatif dan inovatif.
Selanjutnya, Sebagai upaya dalam mengembangkan wisata kuliner. Telah disusun pelatihan destinasi wisata kuliner selama 3 hari dengan tujuan untuk dapat mengelola kuliner sebagai daya tarik wisatawan dengan pelayanan dan variasi produk yang ditawarkan.
Selain itu untuk mengembangkan dan memunculkan ciri khas dan keunikan yang ada dimasing-masing daerah destinasi wisata dan untuk mengangkat kembali citra makanan khas daerah yang bersaing dengan makanan modern. Edi