Jakarta, faktapers.id – Wakil Ketua Komite II, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Parlindungan Purba mengungkapkan, pencemaran air Danau Toba disebabkan pakan ternak ikan dari keramba jaring apung.
“Pariwisata adalah unggulan Danau Toba. Saya sangat mendukung apabila ini menjadi wisata air. Karena terus terang aja tadi, komentar air gatal menjadi kenyataan sekarang,” ujar Senator Sumatera Utara itu pada Dialog Kenegaraan DPD RI di Media Center/ Pressroom, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7/19).
Parlindungan mengatakan, baru bicara dengan perusahaan pakan, ternyata untuk ternak makanan ikan itu hampir 70 persen. “Jadi sumber maslahnya disini adalah pakan. “Seandainya ternak ikan itu ada, tapi kuantitas fosfor daripada pakan itu diturunkan maka ga tercemar airnya,” sambungnya.
Mungkin, urai Parlindungan, perlu berbagai teknologi yang mengupayakan fosfor pakan ternak tersebut turun dari 1,2 smpai 2 persen di darat menjadi 1,2 persen. “Nah, masalahnya siapa yang bisa mengukur itu. Karana bagaiman pun, bicara tentang kerambah jaring apung, penyebab urtamanya adalah pakan,” ulangnya lagi.
Ia pun berharap kepada pemerintah tujuh kabupaten yang berqada di sekliling Danau Toba supaya juga menganggarkan pemeliharaan kualitas air Danau Toba. “Jangan hanya diserahkan kepada provinsi, diserahkan kepada pusat atau dinas terkait. Karena ini banyak kementerian yang terkait,” serunya.
Parlindungan memaparkan, di Danau Toba, Kementerian Perhubungan terkait karena ada feri penyeberangan, dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) sudah jelas, Kementrian Pariwisata jelas, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) juga jelas yaitu membuat jamban dan yang lainnya.
“Saya pikir semua kementerian lembaga terkait di sini. Tetapi memang yang di depan mata itu Pemprov, KLKH (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan KKP. Jadi kita stoplah berwacana dan saya minta action,” cetusnya.
Yang pertama, lanjut Parlindungan, harus ditepati 10.000 daya tampung ikan, kalau di dicek ternyata di sana itu 70 persen atau 60 persen, ikannya adalah ikan perusahaan, 30 persen itu adalah rakyat yang rdiri dari banyak orang.
“Perusahaan besar hanya dua, dan tentunya harus segera diatasi. Dan saya pikir kita mendukung pak gubernur Sumatera Utara sangat konsen masalah ini,” tegasnya. Parlindungan pun menyarakan, tepati saja, target 10.000. Kalau memang ada reques dimainkan di volume fosfor.
“Ternyata pakan ikan tadi itu hampir 60 persen atau 70 peres dari jagung, ini Import Pula. Untung ga ada import sekarang, tetapi kalau sempat terjadi, ini yang akan jadi masalah,” tandasnya. Oss