Rekayasa Lalu Lintas Sukajadi Resmi Diterapkan, Warga Bandung Kebingungan

999
×

Rekayasa Lalu Lintas Sukajadi Resmi Diterapkan, Warga Bandung Kebingungan

Sebarkan artikel ini
rekayasa lalulintas cimahi
Ilustrasi rekayasa lalu lintas.

Bandung, faktapers.id – Uji coba perdana rekayasa lalu lintas di kawasan Sukajadi-Setiabudi-Cipaganti telah dimulai pukul 09.00 WIB, Kamis (11/7/19). Seusai harapan, Jalan Sukajadi dan Jalan Cipaganti terpantau lancar. Kendaraan rata-rata memacu kecepatan di atas 60 kilometer per jam.

Berdasarkan pantauan, Jalan Sukajadi dari arah Pasteur ditambah satu lajur contra flow ke arah utara. Kendaraan dari Jalan Prof. Eyckman menuju Jalan Sukajadi arah Jalan Layang Pasupati masih bisa melintas dengan dipisah pembatas bagi satu lajur kendaraan.

Sejumlah petugas kepolisian, Dinas Perhubungan, hingga petugas dari kewilayahan memposisikan diri di banyak titik, terutama di persimpangan. Di beberapa persimpangan, sejumlah kendaraan kerap berhenti untuk memastikan jalur baru kepada petugas.

Jalan Sukajadi cenderung lancar hingga batas akhir satu jalur di Jalan Setiabudi. Sementara, di Jalan Setiabudi yang mengarah Cipaganti, terjadi kepadatan kendaraan hingga puluhan meter sebelum Jalan Cipaganti.

Diketahui, kemacetan terjadi akibat pengendara yang tidak tertib. Di ruas yang menyediakan dua lajur kendaraan itu diisi tiga baris kendaraan roda empat. Format tiga baris memicu penyempitan lajur (bottle neck) di simpang Cipaganti. Kendaraan mulai terhenti oleh rambu penunjuk arah dan beton pembatas yang memisahkan jalur menuju Jalan Cipaganti dan Jalan Setiabudi arah Cihampelas.

Setelah arus kendaraan kembali tertib menjadi dua lajur oleh rambu, kemacetan terurai. Di Jalan Cipaganti juga arus kendaraan cukup lancar. Antrian kendaraan mulai terhambat akibat pertemuan dengan persimpangan di sepanjang Jalan Cipaganti, mulai dari Jalan Lamping-Boscha, Jalan Bapa Husen-Sampurna, dan simpang Jalan Prof. Eyckman.

Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) di persimpangan itu tidak difungsikan. Lampu diatur dalam mode kuning berkedip (flashing), sebagai isyarat hati-hati. Arus lalu lintas di Jalan Cipaganti harus berbagi lajur dengan kendaraan yang berbelok dari jalan-jalan kecil di sekitarnya. Di simpang Jalan Cipaganti-Pasteur tidak terlihat ada penumpukan karena kendaraan diarahkan ke Jalan Cihampelas dan Jalan Pasteur.

Sebagai imbas dari penerapan rekayasa kawasan itu, sejumlah ruas jalan dari arah pusat kota mulai padat. Puluhan kendaraan yang menuju arah utara tertumpu di persimpangan Jalan Pasteur-Jalan Pasirkaliki. Antrean kendaraan dari simpang Pasteur-Sukajadi terjadi mulai dari Jalan Dr. Otten, dan memanjang hingga ke Jalan Wastukancana.

Kendaraan yang menjadikan Jalan Nyland sebagai alternatif juga harus terkena macet karena untuk menuju utara Bandung harus berbelok ke arah Pasteur dan bertemu kendaraan dari Jalan Otten.

Sementara itu, Dian (37), warga Kota Bandung, mengaku tidak tahu tentang rencana rekayasa lalu lintas yang akan dilakukan dilakukan di kawasan Sukajadi-Setiabudi-Cipaganti. “Saya bingung cari arah, belok ke kanan salah, kiri salah,” katanya kepada faktapers.id, Kamis (18/7/19)

Dian beraharap kepada Pemkota Bandung untuk gencar mensosialisasikan terkait rekayasa lalu lintas tersebut agar warga tidak kebingungan ketika melintasi kawasan tersebut. Ilham

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *