Jakarta, Faktapers.id – Kondisi Papua yang semakin tak bisa ditoleransi lagi, Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyampaikan keterangan pers terkait situasi di Papua kepada para jurnalis di Ruang Teratai, Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (22/8/2019), di dampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Kondisi Papua tidak bisa ditoleransi lagi, semakin mencekam usai kerusuhan Manokwari, Papua Barat beberapa pekan lalu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersikap terkait hal tersebut. Dikutip dari Setkab.go.id Presiden Jokowi mengaku sudah mengeluarkan beberapa intruksi kepada jajarannya dalam menangani kerusuhan Papua.
“Saya juga telah memerintahkan, sebetulnya tadi malam sudah perintahkan kepada Menko Polhukam pada saat rapat di Istana bersama Kapolri, Kepala BIN, dan Panglima TNI,” tandas Presiden Jokowi di Alun-alun, Jawa Tengah, Kamis (29/8/2019) malam.
Presiden menegakan semua lembaga tersebut perintahkan untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum dan pelaku tindakan anarkis serta rasialis.
Namun Presiden juga mengimbau masyarakat agar tenang dan tidak melakukan melakukan tindakan-tindakan anarkis yang dapat merugikan semuanya.
Meskipun begitu Presiden juga menegaskan dirinya dan pemerintah akan terus berkomitmen untuk memajukan Papua, baik di bidang fisik maupun SDM (sumber daya manusia).
“Agar semuanya khususnya mama-mama, pace, mace, dan anak-anak Papua bisa lebih maju dan lebih sejahtera,” janji Kepala Negara.
Oleh karenanya Presiden Jokowi mengajak masyarakat Papua untuk menjaga tanah Papua secara bersama-sama. “Mari kita semuanya menjaga agar Tanah Papua tetap menjadi sebuah wilayah yang damai, tanah yang damai,” seru Kepala Negara.
Terkhusus kata Presiden ia mengajak semua ketua dan tokoh-tokoh adat, ketua dan tokoh-tokoh agama, serta kaum muda Papua untuk mewujudkan Papua yang maju dan tetap damai. “Sekali lagi, mari kita jaga Tanah Papua sebagai sebuah tanah yang damai,” pesan Kepala Negara.
Menjawab wartawan mengenai rencananya bertemu tokoh-tokoh Papua, Presiden katakan pertemuan tersebut telah direncanakan minggu ini, tapi masih belum memungkinkan untuk terlaksana.
Diberitakan beberapa media, bahwa sejumlah fakta baru tentang kerusuhan di kantor Bupati Deiyai, Papua oleh ribuan orang yang diduga terindikasi kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Bahkan, berakibat korban dari pihak TNI dan Polri bertambah
Kronologi Kejadian
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel ‘Baku Tembak di Deiyai Papua, 1 TNI Tewas, 5 Polisi Terluka’, peristiwa tersebut berawal dari unjuk rasa di halaman Kantor Bupati Deiyai oleh sekitar 150 orang pada Rabu (28/8/2019). Mereka menuntut bupati menandatangani referendum. Di sela tuntutan para demonstran tersebut, aparat kepolisian dan TNI sempat berhasil bernegosiasi.
Aparat nyaris berhasil membujuk massa untuk menghentikan aksi mereka. Namun saat negosiasi masih berlangsung, sekitar seribu orang tiba-tiba datang ke lokasi dari segala penjuru. Mereka membawa senjata tajam, bahkan diduga membawa senjata api, menyerang aparat. Pada saat itulah kontak tembak antara massa dengan aparat terjadi. Menyebabkan warga sipil tewas karena luka tembak dan kena anak panah di deiyai. Dari pihak aparat keamanan, dua anggota TNI dan empat anggota polisi menjadi korban. Kemudian, lima anggota lainnya mengalami luka akibat terkena anak panah. */Uaa