Bima, faktaoers.id – Seorang aktivis bima penolak tambang pasir besi dipangil oleh pihak polres bima kota karena dinilai ikut terlibat dalam memprofokasi massa aksi unjuk rasa pada 22 juli 2019 sehingga mengakibatkan pengerusakan kantor Camat Wera Kabupaten Bima oleh masa unjuk rasa penolak tambang pasir besi. Jumat (30/8/2019).
Atas dasar pengerusakan tersebut, pihak pemerintah kecamatan wera melaporan masa aksi di pihak kepolisian, salah satunya adalah M. Nasir yang sekarang telah keluar surat pemanggilan oleh pihak Kapolres Bima Kota, sesuai dengan laporan polisi nomor : LP / K / 323 /VIII / 2019/ NTB / Res Bima Kota, tanggal 25 agustus 2019, dan surat perintah penyidikan nomor : Sp. Sidik / 104 / VIII / 2019 / NTB / Res Bima Kota, tanggal 26 agustus 2019.
Berdasarkan surat pemanggilan polisi tersebut memicu amarah ratusan aktivis dan masyarakat bima karena mereka meniliai pemerintah lebih perhatikan pagar kantor camat dari pada mengusir tambang pasir besi.
Menurut Mahyudin selaku tokoh pemuda Bima, kami sangat menyayangkan sikap pemerintah Kecamatan Wera yang lebih perduli terhadap pagar kantornya dari pada mengusir tambang pasir besi yang sudah jelas-jelas merusak alam tersebut.
“Apa lagi tambang tersebut berjarak hanya beberapa kilo meter dari gunung sangiang api. Dan semenjak tambang itu aktif menggarap pasir besi yang ada dinkecamatan wera, gunung sangiang sudah ratusan kali melepas abu vulkanik di udara,” cetusnya.
Mahyudin menambahkan, jika pemerintah kecamatan wera masih bersih tegas untuk melindungi keberadaan tambang tersebut dengan mengalihkan isu pengerusakan, maka kami bersama suluruh mahasiswa Bima dan masyarakat akan turun aksi besar-besaran di kantor Bupati Bima demi menyelamatkan alam kami.
“Intinya PT. JMK sebagai pengelola tambang pasir besi di kecamatan wera harus angkat kaki, karena kami tidak ingin binasa akan dampak tambang pasir besi,” tutupnya kepada kami yang dihubungi melalui WA.
Penyampain mahyudin sebagai salah satu tokoh pemuda bima ini mewakili pemuda dan masyarakat yang kecewa akan sikap pemerintah yang seakan tutup mata akan dampak tambang pasir besi.
Dan sejauh ini pemerintah kabupaten bima belum memberikan tanggapan terkait tambang pasir besi dan seorang aktivis yang dilaporkan kepada pihak kepolisian. Anchank