Headline

Atasi 86 Persen RW di DKI Kumuh Versi Anies

×

Atasi 86 Persen RW di DKI Kumuh Versi Anies

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id ‐ Sebanyak 86 persen rukun warga (RW) di DKI Jakarta masuk kategori kumuh. Jumlah ini tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS) DKI tahun 2017 dari pendataan yang dilakukan pada 521 RW.

Menurut BPS permukiman kumuh didata berdasarkan evaluasi RW Kumuh BPS 2013 (223 RW), RW kumuh rekomendasi program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) milik pemerintah pusat (21 RW), dan usulan RW kumuh yang muncul dari persepsi kelurahan (277 RW).

Rinciannya dari hasil pendataan dinyatakan 445 RW kumuh dalam berbagai tingkatan. Kantong kawasan kumuh tersebar di empat penjuru mata angin: timur ke barat, utara ke selatan. Mulai dari Kampung Pulo-Melayu, Palmerah-Tambora, Cilincing-Penjaringan, hingga Tebet.

Sedangkan versi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, mendata 49 persen atau 118 dari 267 kelurahan di provinsi yang punya anggaran Rp89 triliun itu masuk kategori kumuh.

Akan tetapi dengan kondisi demikian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan dengan pendekatan berbeda dengan pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama dalam menyikapi permukiman beraroma kekumuhan.

Anies berkali-kali dalam sejumlah wawancara, memamerkan konsep Community Action Plan (CAP) sebagai solusi masalah kekumuhan. Menurutnya pendekatan ini memungkinkan keikutsertaan masyarakat dalam program pembenahan kampung kumuh. Ia mengklaim program ini seolah menghapus trauma penggusuran era Ahok di Bukit Duri, Kalijodo, Pasar Ikan, hingga Kampung Pulo.

Terkait hal ini Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Kelik Indriyanto mengaku sudah mendapat instruksi dari Anies Baswedan agar sebuah kawasan itu tak lagi punya predikat kumuh. Pembenahan dilakukan secara bertahap.”Kami sudah terima arahan. 200 RW terlebih dahulu dalam lima tahun ini,” terang Kelik pada Selasa (30/7).

Aksi Anies Baswedan dimulai dengan mengeluarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta nomor 878 tahun 2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat. Kedua, Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta nomor 90 tahun 2018 tentang Peningkatan Kualitas Permukiman dalam Rangka Penataan Kawasan Permukiman Terpadu.

Pendekatan CAP

Kelik mengungkapkan ada empat tahapan membenahi kawasan kumuh. Pertama, para wali kota mengidentifikasi daerahnya masing-masing yang dijadikan prioritas ditata kembali. Kedua, DKI menerapkan pendekatan Community Action Plan (CAP). Dari situ muncul kebutuhan warga berdasarkan tipologi masing-masing kampung.

“Kami anggap masyarakat setempat lebih tahu akan kebutuhan mereka untuk membuat lingkungan menjadi asri,” sebutnya.

Menurut Kelik dalam CAP akan digodok dan menghasilkan perencanaan pembangunan secara detail dengan melibatkan masyarakat, pemerintah dan komunitas. Setelah CAP masak, DKI akan mengeksekusi rencana itu dengan sistem Collaborative Implementation Plan (CIP).

“Tahapan terakhir adanya pengendalian dan evaluasi yang dilakukan minimal 3 bulan sekali,” ujarnya.

Kelik menyebutkan Pemprov DKI sudah menganggarkan dana sebesar Rp24 miliar untuk sistem CAP di 2019 dan Rp9,96 miliar di 2018. Anggaran serupa akan diterapkan di seluruh kawasan kumuh Jakarta.

“Pemprov DKI juga akan kembali membangun 10 rusunawa di Jakarta Timur dan Jakarta Utara,” katanya.
Rusunawa, ujar Kelik, disiapkan jika sewaktu-waktu wali kota butuh tempat warga sementara dalam kepentingan penataan kawasan. “Kita siapkan unit mana yang terdekat sesuai arahan pak Gubernur,” tuturnya.

Adapun anggaran rusun untuk 10 lokasi di tahun 2019 sebesar Rp897 miliar, lanjut Kelik, DKI bisa membangun sekitar 5.832 unit rusun dengan sistem multiyears. Pemprov DKI menyatakan eksekusi pembangunan rusun masih dalam tahap lelang.

“21 Kampung prioritas akan dikerjakan DKI terlebih dahulu. Mereka ialah kampung Lodan, Tongkol, Krapu, Muka, Walang dan Akuarium. Kemudian kampung Marlina, Elektro, Gedong Pompa, Blok Empang dan Kerang Ijo. Selanjutnya Kampung Baru Tembok Bolong, Tanah Merah, Prumpung, Rawa Barat, Rawa Timur dan Guji Baru. Terakhir Kunir, Kali Apuran, Sekretaris dan Baru,” urainya.Uaa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *