Tangerang, faktapers.id – Tari Kolosal ‘Indonesia Bekerja, Indonesia Jaya’ sebagai bentuk partisipasi pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam menyambut HUT RI ke 74. Sebanyak 200 warga binaan pemasyarakatan (WBP) serta 50 Petugas pemasyarakatan pada Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1 Tangerang, lakukan Tari Kolosal ‘Indonesia Bekerja, Indonesia Jaya’ sebagai bentuk partisipasi pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam menyambut HUT RI ke 74, Kamis, (15/8/2019).
Tari kolosal yang berlangsung di lapangan Rutan Kelas 1 Tangerang ini dilaksanakan secara serentak se Ineonesia melalui aplikasi zoom yang diikuti oleh WBP, petugas Lapas, Rutan, Bapas dan Rupbasan.
Plh Kepala Rutan Kelas 1 Tangerang, Y Waskito mengatakan, kegiatan tersebut digagas oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI, dengan melibatkan tiga unsur pemasyarakatan (Petugas, Warga Binaan, dan Masyarakat), dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekan Republik Indonesia ke-74.
“Ini adalah rangkaian acara untuk mmeriahkan peringatan HUT RI ke 74. Dengan diadakannya kegiatan ini para WBP juga bisa ikut ambil bagian untuk memeriahkan hut RI,” katanya Kepada Faktapres.id. di Rutan Kelas 1 Tangerang.
Menurut Waskito, tari kolosal ini dilakukan sebagai salah satu upaya dari Kemenkumham untuk memberikan pembinaan kepada narapida yang ada di seluruh Indonesia.
“Ini merupakan salah satu cara kami petugas pemasyarakatan untuk berkontribusi kepada negara dalam rangka Indonesia Bekerja. Melalui pembinaan ini kita mendapatkan banyak manfaat seperti berolahraga dan berkreasi,” ujarnya.
Lagu Indonesia Bekerja Indonesia Jaya yang mengiringi tarian kolosol ini, lanjut Waskito diciptakan langsung oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Sri Punggu Budi Utami. Serta koreografer tarian kolosal ini merupakan karya WBP Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Jakarta.
“Tarian ini memberikan semangat, supaya WBP tetap bekerja dan berperan aktif dalam mengikuti kegiatan pembinaan meskipun tinggal di dalam Rutan Kelas 1 Tangerang. Ini sebagai bukti mereka bisa berkreasi walau tidak dibatasi dan tidak sebebas masyarakat pada umumnya. Mudah-mudahan nilai seni mereka tumbuh, dan nanti bermanfaat setelah bebas,” tegasnya. Linda