Jakarta, faktapers,id ‐ Sejak Sabtu (31/8), kepada pengungsi pencari suaka yang tinggal di selter Kalideres. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lagi memberikan bantuan dalam bentuk sebagian air dan listrik serta makanan. Akan tetapi masih terlihat ada pengungsi selter tersebut.
Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri menyebutkan para pengungsi yang masih dil okasi mereka yang masih menunggu giliran waktu pemindahan.
“Data terakhir, kurang lebih 500-an yang dipindahkan, yang belum sekitar 300-an. Karena ada suaka yang datang lagi, kemarin siang saya ke Kalideres, ada yang baru datang dari Cisarua,” terang Taufan, Senin (2/9).
Menurutnya pihaknya juga masih melakukan negosiasi kepada sejumlah pemangku kepentingan. Beberapa di antaranya ialah Badan PBB untuk pengungsi (UNHCR), Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan hingga Kementerian Luar Negeri.
“Pemprov DKI sedianya bertindak tegas dalam menyelesaikan masalah kasus pencari suaka. Namun karena alasan kemanusiaan, DKI pun memberi kelonggaran kepada para pengungsi,” kata Taufan.
“Untuk sementara logistik yang bisa kita kasih adalah listrik dan air, dengan rasa kemanusiaan kita enggak mungkin bisa kita putuskan. Untuk listrik juga mendapat bantuan dari Sekolah Dian Harapan, mereka swadaya, sama sebagian listrik dari Pemda,” tambah Taufan.
Meski begitu, ia memastikan sudah tidak ada bantuan makanan yang di berikan oleh DKI. Jika ada, maka bantuan itu datang dari pihak swasta.
Diketahui makanan yang diberikan kepada para pengungsi sejauh ini sudah ditanggung oleh UNHCR. Sejak pemutusan bantuan dari DKI, UNHCR kembali memberikan bantuan nasi kotak sebanyak 1.400 buah per hari.
“Makanan ditanggung UNHCR, kemarin siang saat saya ke sana ada 700 boks makan siang dan 700 boks untuk makan malam dari UNHCR. Dari pemprov benar-benar sudah menghentikan bantuan makanan,” ungkap Taufan. Uaa












