Jakarta, faktapers.id – Kantor Bupati Jayawijaya dan sejumlah fasilitas publik lainnya menjadi korban kerusuhan massa yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, dan elemen masyarakat di Wamena, Senin (23/9).
Berdasarkan informasi yang dihimpun koresponden faktapers.id di Jayapura, kerusuhan itu melibatkan sejumlah elemen masyarakat dan diduga disebabkan isu ada salah satu guru SMA PGRI pada Sabtu (22/9/2019) melontarkan kata-kata rasis kepada salah satu murid asli Papua.
Bukan itu saja, sebagian sekolah dasar dan menengah pertama di Kota Jayapura juga diliburkan serta memulangkan siswanya lebih awal.
Kapolres Jayawijaya AKBP Toni Ananda dalam keterangannya mengatakan, situasi keamanan saat ini belum terkendali.
Dari data yang dihimpun koresponden terungkap sejumlah bangunan dibakar dan dirusak para pendemo, bahkan otoritas Bandara Wamena turut menutup operasional bandara sejak pukul 10.20 WIT.
Kepala Bandara Wamena Joko Harjani mengatakan operasional bandara ditutup sementara hingga waktu yang belum ditentukan.
Saat ini, ungkap Joko, tidak ada lagi pesawat yang parkir di Bandara Wamena. Bandara akan dibuka kembali bila ada permintaan dari polisi dan militer.
Akibatnya ribuan massa berkumpul di Kota Wamena dan melakukan unjuk rasa yang berujung anarkistis, sampai saat ini aparat keamanan terdiri dari Polres Wamena dan Kodim masih bersiaga di tengah Kota.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto membenarkan adanya aksi unjuk rasa yang berujung anarkistis.
“Saat ini aparat jajaran Kodam Cenderawasih masih memantau perkembangan yang ada di lapangan,” kata Kapendam. tim