Jakarta, faktapers.id – Aksi turun ke jalan yang dilakukan ribuan para mahasiswa di sejumlah daerah, termasuk di Gedung MPR/DPR, Jakarta. Menurut Presiden Jokowi sebuah bentuk demokrasi di Indonesia. Ia pun menghargai aksi demonstran tersebut.
“Yang paling penting jangan sampai demo merusak fasilitas umum, anarkis dan merugikan kita semua, saya rasa itu,” ujarnya.
Gelombang aksi yang makin intens digelar di sejumlah wilayah Indonesia sejak Senin (23/9) lalu. menyuarakan tuntutan-tuntutan yang sama, antara lain penolakan RKUHP dan pembatalan revisi UU KPK.
Di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, demo mahasiswa itu berujung ricuh ketika polisi berusaha membubarkan massa, yang anarkhis.
Penghargaan Presiden dengan mengundang Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia bertemud I Istana. Meskipun menolak bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9). Dengan alasan meminta pertemuan dengan Jokowi dilakukan terbuka agar bisa disaksikan masyarakat.
“Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional,” kata Koordinator Pusat Aliansi BEM seluruh Indonesia Muhammad Nurdiyansyah dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/9)/2019).
Menurtunya tuntutan mahasiswa telah disampaikan secara jelas di berbagai aksi maupun media. Menurutnya, yang dibutuhkan saat ini bukanlah sebuah pertemuan penuh negosiasi, tetap sikap tegas Jokowi terhadap tuntutan mahasiswa.
“Secara sederhana, tuntutan kami tak pernah tertuju pada pertemuan, melainkan tujuan kami adalah Bapak Presiden memenuhi tuntutan,” ujarnya.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan mengundang perwakilan mahasiswa, terutama yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Jokowi bakal bertemu mahasiswa di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9).
“Besok kami akan bertemu dengan para mahasiswa terutama dari BEM,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (26/9). Uaa/*