Palembang, faktapers.id- Pada 30 September 1965 silam, tepat hari ini di tanggal 30 September 2019, pada Kamis sekira Pukul 10.00 WIB, 54 tahun lalu, Jenderal (Anumerta) Ahmad Yani, Panglima Angkatan Darat RI meresmikan jembatan terpanjang di Asia Tenggara pada masa itu, dengan nama Jembatan Bung Karno.
Jembatan sepanjang 1.177 meter ini membentang kokoh diatas Sungai Musi, Palembang. Proyek prestisius kebanggaan Bangsa Indonesia kala itu, akhirnya selesai dibangun dan siap untuk digunakan.
.
Ditandai dengan penekanan sirine oleh Jend. Ahmad Yani didampingi Gubernur Sumatera Selatan, Brigjen. TNI H. Abu Yasid Bustomi atas nama Presiden Republik Indonesia yang ‘terhalang’ hadir, sebagai tanda selesainya jembatan ini dilakukan..
Kemudian sore harinya, Jend. Ahmad Yani bertolak dari Lapangan Terbang Talang Betutu, Palembang menuju Lapangan Terbang Halim Perdanakusuma, Jakarta. .
.
Itu hari terakhirnya.tragis pada malamnya beliau diculik dan ditembak mati oleh pasukan Tjakrabirawa, sebelum akhirnya pada dini hari, Jumat 1 Oktober 1965 terkubur bersama 6 perwira lainnya di Sumur Lubang Buaya dalam tragedi pengkhianatan G30S/PKI.
Setelah keluarnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) 1966, berakhirnya masa Orde Lama dan dimulainya masa Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, maka Jembatan Bung Karno diubah nama menjadi Jembatan Ampera yang merupakan kepanjangan dari Amanat Penderitaan Rakyat.
Untuk mengenang sang jenderal yang gugur setelah meresmikan jembatan ini, ruas jalan protokol sisi selatan Jembatan Ampera diberi nama Jalan Jend. Ahmad Yani. Kini membentang dari Kecamatan Jakabaring hingga ke Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan.**