Jakarta, faktapers.id – Puluhan kader Posyandu Jakarta Utara menghadiri sosialisasi Pengolahan Makanan Pangan Sehat dan Bergizi Seimbang, di Ruang Bahari, Kantor Walikota Jakarta Utara, Selasa (15/10). Sosialisasi digelar agar Penyediaan Makanan Tambahan (PMT) yang disajikan berkualitas tinggi.
Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Utara Wawan Budi Rohman mengatakan, peserta sosialisasi terdiri dari tiga kader perwakilan 31 kelurahan.
Kader mendapatkan ilmu gizi dan kehigienisan makanan dari narasumber Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara.
“Jadi tadi sosialisasi terkait bagaimana cara pengolahan makanan pangan yang sehat dan bergizi. Sehingga berdampak pada kesehatan balita yang datang ke posyandu,” kata Wawan, saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Utara, Selasa (15/10).
Dia pun menyarankan agar dibentuk Tim supervisi yang terdiri dari petugas Puskesmas tingkat kecamatan dan kelurahan serta para lurah-camat. Tim berkolaborasi untuk saling mengawasi sehingga PMT posyandu sesuai dengan standar yang berlaku.
“Dengan adanya sosialisasi ini, kami harap para kader posyandu memiliki bekal mumpuni untuk menghadirkan PMT yang sehat dan memiliki gizi yang baik,” jelasnya.
Salah satu narasumber dari Sudin Kesehatan Jakarta Utara dr Citrawati menerangkan, ada tiga jenis bakteri atau virus bawaan pada makanan yakni food inveksi, food intoksitasi, dan food invektoksitasi.
Food inveksi berarti makanan tercemar bakteri tertentu yang menimbulkan inveksi dalam jangka waktu 24 jam setelah dikonsumsi. Sedangkan food inveksi merupakan makanan yang dikonsumsi telah mengandung bakteri atau racun sehingga gejala yang ditimbulkan lebih cepat yakni 30 menit.
“Kalau food invektoksitasi itu gabungan dari keduanya. Makanan yang dikonsumsi memang sudah terinveksi dan mengeluarkan racun antara 30 menit hingga 3 jam setelah dikonsumsi. Gejalanya mulai dari demam, mual, muntah, diare. Parahnya sampai pusing dan kejang-kejang,” paparnya.
Untuk mencegah hal tersebut, disarankannya agar pembuat makanan turut memperhatikan kesehatan makanan mulai dari pengolahan sampai penyajian. Terutama untuk mengenakan alat pelindung saat memasak.
“Begitu pun tempat dan waktu penyajiannya pun harus diperhatikan. Tempatnya disesuaikan dengan jenis makanan dan waktu penyajiannya pun diatur agar tidak terlalu lama untuk dikonsumsi,” tutupnya.(tajuli)