Headline

Bupati Bonifasius : Festival Hudoq Untuk Kemajuan Pembangunan Pariwisata Mahulu

992
×

Bupati Bonifasius : Festival Hudoq Untuk Kemajuan Pembangunan Pariwisata Mahulu

Sebarkan artikel ini

Mahakam Ulu, faktapers.id – Ada sisi menarik dalam pelaksaan Festival Hudoq Cross Border 2019 di Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kaltim, berlangsung pada 23-26 Oktober 2019.

Dihari pertama dimulakan acara itu pada Kamis (24/10/2019) sebelum dilakukan pembukaan secara resmi, masyarakat adat Dayak kontingen dari 5 kecamatan se-Mahulu melakukan Parade Peserta Hudoq menggunakan perahu Feri dan kapal motor di Sungai Mahakam.

Sebelum parade, seluruh kontingen menggunakan kapal motor berkumpul di pulau kerangan (pulau batu kerikil) ditengah Sungai Mahakam di kawasan Kampung Ujoh Bilang.

Parade kontingen 5 kecamatan se-Mahulu dihari pertama pembukaan Festival Hudoq Cross Border Mahulu 2019 (foto : Imran/faktapers.id

Dari pulau kerangan itu selanjutnya seluruh kontingen melakukan parade menggunakan perahu ke bagian hilir, kemudian kembali mudik ke bagian hulu dan singgah di dermaga pelabuhan Ujoh Bilang.

“DPRD Mahulu mengapresiasi Pemkab yang tahun ini untuk kedua kalinya melaksanakan Festival Hudoq Cross Border. Dari tahun ke tahun panitia melakukan perbaikan teknis. Khusus tahun ini terlihat semakin rame, meriah, dan rapi,” kata Ketua DPRD Mahulu, Novita Bulan SE MBA kepada wartawan di Ujoh Bilang, Minggu (27/10/2019).

Dia menyebut Festival Hudoq Cross Border di Mahulu sangat tepat. Karena terjadi perputaran uang selama kegiatan diwilayah itu yang membangkitkan ekonomi masyarakat.

“Contohnya peralatan Hudoq dan asesoris peralatan adat yang berkaitan. Itu dijual di stan dengan harga yang bernilai rupiah lumayan. Sehingga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta para pedagang kecil dapat meraih hasil dari sana,”tukas Bulan.

Sementara itu Bupati Mahulu, Bonifasius Belawan Geh SH mengungkapkan, dengan semakin sering Pemkab Mahulu melaksanakan even Hudoq Cross Border, berharap mendapat kemajuan pembangunan dibidang pariwisata guna membangkitkan ekonomi kerakyatan.

“Berharap kemajuan dari sisi kualitas, kuantitas. Dan manajemennya pelaksanaan Hudoq Cross Border. Sehingga kedepan bisa menjadi sesuatu yang bisa kita kemas menjadi ikon pariwisata Mahulu,” urainya.

“Saya berharap Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mahulu dapat berkoordinasi dengan pihak terkait, yaitu sejumlah kementerian. Guna mendapatkan lisensi atau hakl paten Hudoq Cross Border Mahulu,” pungkas Buipati.

Kepala Dinas Pariwisata Mahulu, Kristina Tening menjelaskan, tema Festival Hudoq Cross Border Mahulu 2019 yakni, ‘Persembahan Dari Jantung Borneo, Dari Peradaban Untuk Perubahan’.

“Cross Border merupakan program Kementerian Pariwisata, khusus bagi daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Termasuk Kabupaten Mahulu yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia Timur,” ujarnya.

Salah tokoh adat di Kecamaan Laham, Tersesius Lejiu Yong, menjelaskan bahwa ritual adat Hudoq merupakan ritual masyarakat adat Dayak Bahau dan Kayan dalam waktu menugal (menanam padi) di ladang. Hal itu guna memohon pertolongan yang kuasa, agar padi diladang terjaga dari hama.

“Sehingga seluruh rangkaian ritual dalam Hudoq semuanya berarti. Hudoq adalah penjelmaan roh saat bunyi Tuvung dan Gong bergema,” pungkasnya.(iyd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *