Headline

Festival Hudoq Cross Border 2019 Mahulu Berakhir, Ditutup Resmi Oleh Bupati Bonifasius

740
×

Festival Hudoq Cross Border 2019 Mahulu Berakhir, Ditutup Resmi Oleh Bupati Bonifasius

Sebarkan artikel ini

Mahakam Ulu, faktapers.id – Pagelaran Festival Hudoq Cross Border 2019 Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) telah berakhir dan secara resmi ditutup langsung oleh Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh SH, didampingi Wakil Bupati Drs Juan Jenau, Sekda Mahulu Yohanes Avun, serta Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Mahulu Kristina Tening, Sabtu (26/10/2019) malam.

Guyuran hujan lebat tak menyurutkan semangat ribuan warga tumpah ruah di Lapangan Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, hanyut dalam pesta rakyat penutupan festival budaya terbesar rutin tahunan Pemkab Mahulu tersebut.

Animo Masyarakat Mengikuti acara penutupan Festival Hudoq Cross Border 2019 dibawah guyuran hujan tetap semangat

Dibawah gerimis renyai, usai hujan, dari panggung dua, Uyau Moris, (penyanyi dan pemain Sapeq asli putra Dayak) memukau ribuan masyarakat dengan menyanyikan salah satu lagu Dayak, yakni Leleng, sambil memainkan alat musik tradisional Dayak, Sapeq.

Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh dalam sambutannya mengatakan, festival senidan budaya asli Mahulu yang berlangsung sejak 23-26 Oktober 2019 itu merupakan agenda rutin tahunan Pemkab Mahulu, guna mengefektifkan pembangunan dibidang pariwisata, membangkitkan ekonomi kerakyatan.

Bupati menyebut, selama 4 hari pagelaran terbesar adat budaya Hudoq itu dilaksanakan. Makna terkandung didalamnya agar dijadikan salah satu pegangan hidup.

“Hudoq bukan sekedar tarian adat. Lebih merupakan sebuah cipta karsa yang berakar dari keluhuran budi dan pemahaman yang mendalam tentang lingkungan alam,” urainya.

Bupati menegaskan, makna sosial terkandung dalam Hudoq adalah tradisi saling menghormati. Dari proses uji coba yang berkelanjutan, hadir tradisi kepemimpinan, yakni ketua adat, yang menjadi panutan segenap warga masyarakat adat Dayak.

“Dari tradisi Hudoq, kita juga belajar tentang keguyuban. Warga Dayak sangat menjunjung tinggi kehormatan dan perasaan saling menghormati,” ucapnya.

Animo Masyarakat Mengikuti acara penutupan Festival Hudoq Cross Border 2019 dibawah guyuran hujan tetap semangat

Bonifasius Belawan Geh berharap, setelah mengikuti pagelaran Hudoq Cross Border 2019, agar semua warga Mahulu semakin taat beribadah, sesuai dengan keimanan dan ajaran agamanya masing-masing.

“Dulu, leluhur kita selalu memohon kepada Sang Mula Yang Agung, agar diberi panen yang melimpah. Sekarang, kita wajib mempedomani tradisi berdoa dalam setiap melaksanakan tugas. Bersyukur atas hasil yang didapat,” ucapnya.

Lebih jauh Bupati juga mengungkapkan, pagelaran Hudoq Cross Border 2019 memecahkan rekor dalam tema menari (ngaraang) selama 25 jam. Penghargaan itu kata dia, ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Mahulu.

“Esensi utama dari penghargaan itu, persatuan dalam balutan budaya warisan leluhur tanpa memandang suku, agama, dan jabatan,” cetusnya.

Mengakhiri sambutannnya, Bupati Bonifasius atas nama Pemkab Mahulu mengucapkan terima kasih kepada panitia dan masyarakat se-Mahulu yang telah bekerja keras dan cerdas dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengakhiri pagelaran Hudoq Crossborder tahun 2019.

“Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, acara Hudoq Cross Border Kabupaten Mahulu tahun 2019 secara resmi saya nyatakan ditutup,” tandasnya.

Hadir pula dalam kesempatan itu, sejumlah pejabat teras dilingkup Pemkab Mahulu, para kepala adat dan petinggi serta seluruh unsur pemerintahan kampung dan camat se-Mahulu.

Usai seremonial penutupan, Bupati bersama Wabup dan Sekda melakukan Ngaraang Aruq (Menari Hudoq) bersama ribuan masyarakat dilapangan Ujoh Bilang, hingga dini hari. Masyarakat melakukan Ngaraang Aruq sejak malam hingga pukul 06.00 Wita pagi tadi.(iyd)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *