Headline

Peringati Sumpah Pemuda, MPR Gelar Diskusi Empat Pilar

505
×

Peringati Sumpah Pemuda, MPR Gelar Diskusi Empat Pilar

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Yang dilakukan pemuda menyatukan bangsa, negara dan bahasa bertujuan untuk memerdekakan Indonesia. Begitu penegasan Anggota MPR dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron.

“Sumpah Pemuda pada Kongres II Pemuda Tahun 1928 merupakan salah satu tahapan kulminasi untuk menuju Indonesia merdeka pada 17 Agustus Tahun 1945,” paparnya pada Diskusi Empat Pilar MPR bertema “Memaknai Sumpah Pemuda” di Media Center/Pressroom, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/10/19).

Diskusi tersebut juga sekaligus untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh hari ini. Di kesempatan itu turut hadir sebagai pembicara anggota MPR dari Fraksi Partai Golkar, Dyah Roro Esti Widya Putri, anggota MPR dari Kelompok DPD, Engelius Wake Kako dan Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen, Romdony Setiawan.

Masih menurut Herman, gerakan pemuda saat itu mendapat inspirasi dari gerakan pemuda sebelumnya, seperti Budi Utomo. “Pemuda di tahun itu sebagai pemuda-pemuda dari kaum terpelajar, sekolah di STOVIA, yang berasal dari beragam daerah dan agama,” ungkapnya.

Menurut Herman, sikap kesatria anak muda untuk mendeklarasikan Sumpah Pemuda. Apa yang dilakukan para pemuda sebagai nilai-nilai luhur yang menyatukan bangsa Indonesa dalam satu nusa, bangsa, dan bahasa. Sumpah itu membuat Indonesia bersatu.

Ia pun memuji memuji sikap para pemuda pada masa itu. Sebab, dalam suasana yang terbatas, diawasi oleh intel-intel polisi Belanda, para pemuda berani mengadakan pertemuan dan tekad untuk menuju Indonesia merdeka.

“Memiliki makna yang besar yang perlu kita angkat. Makna penting dari para pemuda, mereka adalah kekuatan, kreatifitas, dinamis, dan motivasi,” cetus Herman lagi.

Sikap anak-anak muda seperti itu, sambung dia, tak hanya terjadi di tahun 1928, menjelang Indonesia merdeka, Agustus 1945, Soekarno juga diculik oleh anak-anak muda, pemuda, agar segera memproklamasikan kemerdekaan.

“Dalam era kemerdekaan, anak-anak muda juga sebagai pemercepat pergerakan. Bangsa ini memiliki penduduk dengan usia muda yang dominan. Dengan komposisi yang demikian, bangsa ini sebagian besar arah dan geraknya ditentukan oleh anak muda,” urai Herman.(oss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *