Konsolidasi Forum Lintas Adat dan Budaya “Singa Aljakerta”, Raja Jipang II Kunjungi Palembang

×

Konsolidasi Forum Lintas Adat dan Budaya “Singa Aljakerta”, Raja Jipang II Kunjungi Palembang

Sebarkan artikel ini

Palembang, faktapers.id – Dalam kunjungannya ke Palembang Sumatera Selatan, Raja Jipang II Pangeran Raja Adipati Barik Barlian Surowiyoto dari Keraton Jipang yang terletak di Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah menjelaskan, ia bersama rombongan ke Palembang untuk melakukan Konsolidasi dalam rangka rencana Pendirian Forum Lintas Adat dan Budaya “Singa AlJakerta” sekaligus meperingati Haul Ki Gede Ing Suro.

“Rencana kami akan mendirikan forum lintas adat dan budaya yang kita namakan Singa Aljakerta,” ucap Raja dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu(3/11/2019).

Nantinya ujar Raja Barik, setelah terbentuknya forum lintas adat dan budaya. Maka, tiap- tiap provinsi di Indonesia yang memiliki nilai sejarah kerajaan, khsususnya bagi para Zuriat Kerajaan atau kesultanan akan dilibatkan sebagai pengurus. Temasuk Kota Palembang.

Raja Jipang II Barik Barlian(kiri) bersama Rombongan di Makam Gedeng Ing Suro Palembang

“Prioritas pengurus di daerah adalah Zuriat kerajaan atau kesultanan dan budayawan jika di daerah itu ada sejarahnya. Rencana Haul Gede Ing Suro sekaligus Pengukuhan Pengurus Propinsi Sumsel,” jelasnya.

Ia juga menuturkan, mengenai cerita sejarah Ki Gede Ing Suro yang merupakan cikal bakal berdirinya kerajaan Palembang beragam versi.

“Ada macam – macam versi jumlah rombongan Gede Ing Suro ketika exsodus ke Palembang pasca kerusuhan Jipang. Ada yang menyebutkan 24 orang, ada 40 orang dan 80 orang. Gede Ing Suro berasal dari Jipang yang ikut dalam rombongan yang dipimpin P. Arya Mataram adik dari Arya Penangsang bersamaan dalam rombongan ikut juga Panembahan Qodi bin Sunan Kudus dll. Tapi ada juga versi sejarah yang menyebutkan lain,”pungkasnya.

Selain itu kata Raja Barik, mengenai silsilah orang tua dari Ki Gede Ing Suro pun memiliki versi yang berbeda.

Maka dari itu Raja berharap, dengan berdirinya forum lintas adat dan budaya atau yang diberi nama ‘Singa Aljakerta’ khususnya kerajaan nusantara. Dapat meluruskan cerita-cerita sejarah yang saat ini memiliki berbagai versi.

“Semoga kelak dalam organisasi akan ada divisi yang khusus mengurus soal pelurusan sejarah,” harapnya.(hw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *