Jakarta, faktapers.id – Sebanyak 15 orang perwakilan Filipina dibawah naungan Yayasan Karina mengunjungi bank sampah Kumala, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/11). Kunjungan sebagai upaya percontohan penerapan bank sampah di negara tersebut.
Legislative Council Secretary (Sekertaris Dewan Legislatif) Guiuan Filipina Recti Melquiades mengungkapkan, dirinya terkesima terhadap bank sampah Kumala dibawah naungan Yayasan Kumala.
Apa yang dilakukan tak sekadar menerapkan teknologi, namun turut mengedepankan sisi sosial dengan memberdayakan tunawisma (anak jalanan) sebagai mitra kerja sama.
“Saya benar-benar terkesima dengan apa yang dilakukan di tempat ini (Bank Sampah Kumala). Mereka bisa mengelola sampah dengan teknologi yang sebenarnya sederhana tapi juga mengedepankan segi sosialnya dengan memberikan kesempatan mitra anak-anak jalanan di sekitarnya,” kata Recti, saat ditemui di Bank Sampah Kumala, Jalan Budi Jaya No 44 RT001/08, Kelurahan Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (13/11).
Dengan begitu, menurutnya tunawisma merasa bermartabat dan memiliki hak hidup yang sama. Terutama bisa berkarya melalui koleksi sampah daur ulang yang diproduksi menjadi sejumlah barang bernilai jual.
“Mereka (anak jalanan) mendapatkan hal itu. Mereka dihargai dan merasa mereka mempunyai nilai. Jadi ini adalah contoh yang baik dan ini perlu diterapkan di Filipina,” jelasnya.
President Association of Barangay Captains Ernie Manatad menjelaskan, kunjungan ke Jakarta kali ini menjadi sangat bernilai dengan adanya pertukaran ilmu. Apa yang didapatkannya tentu akan menjadi pembahasan untuk diterapkan di Filipina nanti.
“Saya sangat kagum dengan yang dilakukan disini. Dan juga tadi pagi kita sempat bicara dengan orang provinsi bahwa di Jakarta sudah ada grand design untuk ketangguhan,” jelasnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Kumala Didin Komarudin mengungkapkan, pihaknya memang tak sekadar menerapkan pengolahan sampah lingkungan namun juga pembinaan terhadap tunawisma.
Meski tak mudah menjalin kemitraan tersebut, yayasan yang beroperasi sejak 2008 ini telah rutin memproduksi aneka barang daur ulang bernilai ekonomis seperti kertas daur ulang, suvenir, bingkai foto, dan lain sebagainya.
“Bahkan tunawisma yang dulu bermitra bersama kami sudah ada yang sudah memiliki yayasan atau pun memiliki usaha mandiri,” ungkapnya.
Sekretaris Camat Tanjung Priok Didit menambahkan, pemerintah terus mendukung upaya masyarakat yang berkecimpung dalam pengelolaan sampah. Apa lagi sampah yang dikelola diproduksi menjadi barang bernilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
“Kami tentu memberikan fasilitas mendorong upaya masyarakat terhadap pengelolaan sampah apapun itu bentuknya,” tutupnya.
Di hari yang sama, 15 orang perwakilan Filipina juga telah mengunjungi Urban Farming yang berlokasi di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Kunjungan ini merupakan pembelajaran silang pemerintah Filipina dan Partnership for Resilience Strategi Partnership ke DKI Jakarta.(tajuli)