Jakarta, faktapers.id – Dalam seminar internasional yang mengangkat tema “Peran Perguruan Tinggi Dalam Pemberdayaan Masjid”, Wali Kota Bengkulu, H. Helmi Hasan, S.E paparkan gagasan untuk mendirikan program studi (Prodi) Manajemen Masjid yang dimasukan dalam kurikulum pendidikan tingkat Strata 1 (S1).
Dalam pengamatan politisi dari Partai Amanat Nasional ini, Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar dianggap cocok dan mampu untuk menginisiasi pogram tersebut.
Gayung bersambut, YPI Al Azhar merespon sangat baik gagasan cemerlang sang wali kota Bengkulu dua periode ini.
“Alhamdulillah, barusan selesai seminar internasionalnya. Seluruh elemen tampak hadir semuanya. Dan, YPI Al Azhar pun sudah bersedia. Bahkan dari Kementerian Agama pun sejalan dengan mengirimkan perwakilan dari pihak kopertis dan menyatakan bersedia juga. Semua sudah oke, Insha Alloh.
Tinggal mohon doanya semoga segera lahir sekolah manajemen masjid S1, sehingga tidak ada lagi masjid yang tidak terurus dan bisa dikelola dengan profesional”, papar Helmi usai acara seminar internasional di Universitas Al-azhar Indonesia (UAI), Selasa, (17/12/2019).
Lebih lanjut, pria kelahiran Lampung, 29 November 1979 ini mengungkapkan bahwa nantinya lulusan S1, managemen masjid inilah yang akan mengurus masjid secara profesional sesuai dengan cara Rosulullah Muhammad SAW saat mengelola masjid Nabawi.
“Begitulah harusnya mengelola masjid dengan mencontoh masjid yang dimanajeri langsung oleh Nabi Muhammad SAW, sehingga nantinya masjid-masjid lebih baik dan tidak ada yang tertutup lagi”, imbuhnya.
Pria lulusan Universitas Bengkulu ini mengisahkan bahwa sebaiknya jam operasional masjid menjadi 24 jam. Sebab masjid merupakan tempat dakwah Ilallah, berdzikir, ibadah, taklim wa taklum dengan khidmat. Sehingga jamaah bisa kapan saja datang dan bisa melakukan kegiatan tersebut dan membuat aktivitas masjid menjadi lebih hidup dan bermakna.
Bahkan menurut pria berjanggut tebal ini, jika dimungkinkan masjid juga perlu menyiapkan tempat untuk menginap para jamaah atau pejabat yang sedang menjalankan tugasnya dari luar kota.
Sehingga jamaah atau pejabat yang melakukan tugas di luar kota tak lagi menginap di hotel.
Sambil menginap mereka pun bisa melakukan sholat tahajud, berdzikir dan menambah pengetahuan agama.
“Kalau orang harus menginap bukan di hotel lagi tempatnya melainkan di masjid, kalau orang harus makan, maka tempat makan yang paling enak di masjid, kalau orang haus harus minum, minumnya di masjid, bahkan orang ingin mencari jodoh yang terbaik, ya carinya di masjid”, tuturnya.
Wali Kota Bengkulu yang menjabat sejak 24 September 2018 ini pun mengatakan, jika seorang lulusan S1 manajemen masjid ini berhasil dalam mengelola masjid dengan baik maka orang itu pun otomatis akan mampu mengelola sebuah hotel sekali pun. Tapi tidak sebaliknya, seorang manajer hotel belum tentu bisa memanajeri masjid. Sebab mengelola masjid tak semudah mengelola masjid.
“Jika seorang lulusan S1 manajemen masjid ini berhasil dalam mengelola masjid dengan baik, maka orang itu pun otomatis akan mampu mengelola sebuah hotel sekali pun. Tapi tidak sebaliknya, seorang manajer hotel belum tentu bisa memanajeri masjid”, pungkasnya. (Herry)