Jakarta, faktapers.id – Beberapa waktu sebelumnya ribuan babi mati di Sumatera Utara (Sumut) ramai diperbincangkan. Pasalnya bangkai-bangkai babi itu dibuang begitu saja di jalan-jalan termasuk ke aliran-aliran sungai.
Belakangan diketahui bahwa, ribuan babi tersebut mati karena terkena wabah penyakit demam babi Afrika (African swine fever).
Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019 tentang Pernyataan Wabah Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Beberapa Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.
“Kami sudah keluarkan surat untuk mengatakan bahwa memang terjangkit demam babi Afrika. Tapi tidak seluruh Indonesia, hanya kabupaten-kabupaten tertentu di Sumatera Utara”, terang Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta Kamis (19/12/2019).
Berdasarkan hal itu Syahrul mengatakan bahwa pemerintah sudah mengisolasi sejumlah daerah sebagai upaya penanganan awal demam babi Afrika. Langkah selanjutnya, pemerintah bakal memusnahkan babi yang terjangkit penyakit tersebut.
“Kalau sudah terjangkit di daerah itu ya harus dimusnahkan, di kubur”, lanjutnya.
Mengenai angka kematian babi, Syahrul tak merinci detail jumlah babi yang mati atau dimusnahkan akibat penyakit demam babi Afrika tersebut di Sumatera Utara. Namun Syahrul memastikan bahwa upaya isolasi sudah dilakukan sejak dua pekan lalu.
“Saya tidak teknis (angkanya), yang jelas memang sudah terjangkit. Kami tidak boleh spekulasi jadi harus ambil sikap”, terang politisi Partai Nasdem Ini.
Syahrul pun menyatakan pihaknya belum menghitung jumlah kerugian yang akan ditanggung negara akibat demam babi Afrika. Syahrul berharap fenomena ini tidak mengganggu kegiatan ekspor babi pada waktu mendatang.
“Katakanlah negara lain tidak salah prediksi kan bisa jadi berakibat 10 tahun mereka tidak bisa terima ekspor. Saya berharap tidak mengganggu ekspor”, tutup Syahrul. (Herry)