Denpasar, Bali. faktapers.id – Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA), Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia.(BAPOPSI), dan didukung oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali. Sepakat tidak mempertandingkan cabang olahraga Taekwondo dalam perhelatan, Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Bali 2020.
Itu di tuangkan melalui suratnya Nomor 426/10910/BID IV/DISPORA memberitahukan kepada Pengurus Provinsi Taekwondo Indonesia (TI) Bali bahwa pada Porsenijar Bali 2020 cabor taekwondo tidak dipertandingkan.
Dalam surat tertanggal 16 Desember 2019 yang ditandatangani Kadispora Bali I Made Rentin itu, disebutkan alasan tidak dipertandingkannya cabor taekwondo lantaran masih terjadinya polemik kepengurusan di tubuh TI Bali.
“Polemik ini berdampak pada keabsahan administrasi surat menyurat Pengprov TI Bali,” kata Kadispora Bali Made Rentin dalam surat yang ditujukan kepada Pelaksana Harian (Plh) Ketua Umum TI Bali I Ketut Sugiartha itu.
“Kisruh di internal kepengurusan Taekwondo Indonesia (TI) Bali yang membuat tidak dipertandingkan di Porsenijar 2020. di mulai tampak pada saat pengiriman atlet ke Popnas 2019, awalnya sudah diberikan rekomendasi dan mendadak sehari sebelum keberangkatan rekomendasi dicabut bahkan ada skorsing kepada Iwan Setiawan selaku koordinator Tim TI, dengan dasar itulah kita sudah sepakat PEMPROV, BAPOPSI & di dukung KONI BALI, sebagai bentuk penegasan & memberi presure agar kepengurusan resmi segera dibentuk dan membenahi dulu dalam internal TI, ” harap I Made Rentin saat di konfirmasi melalui WhatsApp nya.
Menanggapi keputusan Dispora Bali tersebut, sesepuh taekwondo Bali, I Wayan Suparta SE, menilai sebagai kemunduran bagi cabor ini di Bali. Bahkan, mantan Ketua Pengkab TI Gianyar 2010-2018 ini menyatakan kejadian ini sebagai sebuah kegagalan besar organisasi TI Bali.
“Bayangkan saja, selama 9 tahun terakhir seluruh jajaran organisasi berusaha untuk menaikkan kuota kelas setelah terdaftar di Porsenijar, namun sekarang yang terjadi TI malah dicoret dari daftar cabor yang dipertandingkan. Pasti ada yang tidak beres kan?,” ujarnya kesal, Rabu (1/1/2020).
Pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan ini menjelaskan, pembinaan olahraga prestasi akan sulit dicapai bila tidak dimulai dari olahraga pendidikan, yang mana salah satunya mengikuti olahraga pelajar.
Itulah sebabnya, lanjut dia, semua cabor berusaha keras agar terdaftar dalam Pekan Olahraga Pelajar di Dispora karena merupakan langkah wajib dalam melakukan pembinaan.
“Lha, sepengetahuan saya TI sedang berusaha agar bisa dipertandingkan di O2SN, eh kok malah Porsenijar dicoret, jelas nggak bener namanya para pengurus,” imbuhnya lagi.
Mantan peraih medali emas Kejurnas Mahasiswa 1994 dan perunggu PON tahun 1996 ini meminta Pengprov TI Bali untuk melakukan mulat sarira atau introspeksi diri dengan kejadian yang memalukan ini. Jika merasa tidak mampu menjalankan roda organisasi, menurutnya, sebaiknya mengundurkan diri mengingat profesionalisme sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sebuah organisasi olahraga khususnya taekwondo.
“Kabarnya Pengprov TI Bali saat ini dipimpin oleh figur yang tidak pernah memimpin organisasi olahraga, bagaimana mau profesional? Menyalahkan pihak lain tentang kejadian ini bukan merupakan sesuatu yang bijak. Yang harus dilakukan bahwa seluruh stakeholder taekwondo di Bali harus mulai melakukan introspeksi diri agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah terhadap organisasi,” katanya.
Wayan Suparta juga berharap Musprov TI Bali segera dihelat dan dijalankan dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga TI Bali kembali mendapatkan pemimpin yang tangguh dan profesional di dunia taekwondo bukan dari institusi lain.(Ans)