Headline

Atlet Pencak Silat asal Bima Terlantar, Pelindo Bantu Pulangkan ke Daerah Asal

2790
×

Atlet Pencak Silat asal Bima Terlantar, Pelindo Bantu Pulangkan ke Daerah Asal

Sebarkan artikel ini
IMG 20200129 WA0057

Singaraja.Bali.Faktapers.id– Sebanyak 31 atlet pencak silat Kabupaten Bima terlantar di Bali yang mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Open International Nangun Sat Kerthi Loka Bali 1 di Gor Lilabuana Denpasar/Bali dari tanggal 24 berakhir Minggu (26/1).

Mirisnya kebaradaan mereka selama mengikuti kejuaraan di Bali cukup pahit harus nginap di emperan Gor Lilabuana, padahal para atlet tersebut merupakan atlet yang sempat bertanding ditingkat Nasional.

Ke – 31 atlet yang di undang Provinsi Bali tersebut rata-rata biaya dari orang tuanya, menariknya dari wadah dari mereka yaitu Perguruan Tapak Suci di bawah Muhamadiah hanya memberi transport 1 juta untuk sampai di Bali mengikuti kejuaraan.Hal ini di benarkan oleh Sadam Husein selaku Pelatih.

”Keberangkatan dari Bima dengan kapal perintis, perguruan memberi 1 juta sisanya semua dari orang tua atlet, sedang dana kita habiskan 30 juta lebih selama bertanding di Bali untuk tiket 100 ribu perorang sekali jalan. Kami menghargai semua itu karena kami yang bawa anak-anak ini dan kami memotivasi hanya berangkat dulu yang penting menunjukan prestasi masalah biaya kita perhitungkan sambil jalan. Kami prihatin akan semangat anak-anak ini ingin bertanding di Bali padahal di Batu Malang ada juga pertandingan kami pilih yang paling dekat,”jelas Sadam Husein kepada Faktapers.id.

Sadam Husein juga menambahkan pihaknya sempat memperhitungkan keberangkatan tersebut dengan Bupati Bima , pasalnya keberangkatan mereka di sertai atlet pencak silat terbaik di Bima bernama Hendriansyah anak kelas 1 SMP 3 Donggo yang sempat berlaga ke Makasar Sulawesi Selatan dengan menyabet medali perak.

Sedangkan di Bima sendiri atlet terbaik memperoleh medali emas. Pertandingan ke Bali mengikuti kejuaraan yang ke 2 sesudah Makasar bulan lalu,” Setelah menang di Makasar atlet terbaiknya dan viral langsung di undang sama Bupati dan didanai 1 juta per orang.

Dari omong bu Bupati saat itu kami langsung bawa profosal sekaligus menyampaikan akan bertanding ke Bali Cuma ada miskomunikasi yang awalnya janji bertemu dengan bupati tanggal 12 januari 2020. Bupati bilang tanggal 14 umbroh , tau-tau bupati berangkat tanggal 11 jadi akhirnya gagal ketemu beliau . Informasi yang kami peroleh tanggal 24 beliau pulang Umbroh jadi sampai detik ini belum ketemu,”ujarnya dengan wajah lesu.

Setelah mereka balik Rabu (29/1) dari Pelabuhan Celukan Bawang dengan kapal berlambung SABUK NUSANTARA.51 tetap berharap pemerintah setempat mendukung.

”Kami berharap setelah balik ini mendapat dukungan dari pemerintah Bima maupun walikota, cuman yang lebih saya harapakan pimpinan Muhamadiah lebih memperhatikan kami dan kami maklum semua itu keterbatasan anggaran belum cukup, dan harapan saya kepada pemerintah tentang pencak silat yang sudah mulai di gemari untuk didukung dan diperhatikan karena potensi untuk prestasi sangat baik kedepanya bagi daerah itu sendiri ”paparnya di Pelindo III Celukan Bawang/Gerokgak.

Menariknya setelah mereka menyabet 3 medali Emas,Perak dan Perunggu dalam kejuaraan di Denpasar, berangkat dari Denpasar menuju Pelindo III Celukan Bawang diangkut mobil truk dari satuan TNI-AD Kodam IX/Udayana dan ditampung oleh GM Pelindo. Mereka pun harus meminta bantuan kepada pelindo Celukan Bawang agar bisa pulang ke kampung halaman.

Beruntung 31 atlet tersebut setelah berada di Pelabuhan Celukan Bawang langsung dibantu Pelindo Celukan Bawang baik pola makan yang tidak teratur hingga masalah biaya. Bahkan ada tiga atlet pencak silat harus sakit selama di Bali setelah berlaga diantaranya Muhammad Rifan, Gusti Randa dan Reza Saputra.

Sementara Itu General Manager (GM) Pelindo III Celukan Bawang Rio Dwi Santoso mengaku kaget tiba-tiba rombongan pencak silat dari Bima datang ke Pelabuhan Celukan Bawang dibawa mobil TNI Kodam IX/ meminta bantuan untuk pemulangan mereka melalui pelabuhan laut Celukan Bawang Selasa (28/1).

“Prihatin kami melihat, karena banyaknya atlet terutama anak-anak dengan usia dini ikut menjadi atlet pencak silat dan punya pretasi dibidang olahrga. Sehingga kami bantu untuk proses pemulangan mereka,” kata Rio.

Menurut Rio, Atlet urusan hanya berlatih, berlaga dan meraih pretasi. Hanya saja butuh perhatian pengurus dan daerah yang serius lagi. Sehingga kejadian ada atlet yang terlantar tidak terulang kembali ketika usai bertanding.(des)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *