Soal Banjir Jangan di Politisasi, Warga DKI Diminta Jangan Mau Diadu Domba

×

Soal Banjir Jangan di Politisasi, Warga DKI Diminta Jangan Mau Diadu Domba

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Rencana dengan adanya aksi demo di Balaikota Jakarta dimana ada dua kubu pro dan kontra Anies Baswedan. Dinilai dan diduga oleh praktisi Hukum Umar Abdul Azis syarat dengan kepentingan politik. Sehingga, dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk mengadu domba antar warga satu dengan warga lainnya.

“Jangan karena hanya bisikan-bisikan, kita terpancing dan ikutan-ikutan melakukan aksi. Apalagi sampai teradu domba. Sehingga, warga yang tadinya rukun dapat tercerai berai oleh hasutan-hasutan oknum-oknum yang memiliki kepentingan,” tuturnya, Selasa(14/1/2020).

Mengenai gugatan banjir, pria yang juga sebagai penasehat LBH di Jakarta Barat ini menyatakan, itu sah-sah saja, karena setiap warga negara berhak mendapat persamaan hukum.

Namun kata dia, apa yang menjadi aspirasi warga dapat dijelaskan dan diberikan pengertian. Mengingat, banjir terjadi bukan hanya di ibukota saja. Tetapi hampir merata disejumlah wilayah jabodetabek dan wilayah lainya.

Sebab, kalau direnungi, banjir tidak akan terjadi apabila warga sadar akan menjaga kebersihan lingkungan.

“Memang kita lihat musibah banjir ini terjadi bukan hanya di Jakarta saja. Melainkan disejumlah wilayah yang ada di Indonesia. Harusnya warga diberikan pengertian. Perlu diingat, banjir terjadi kemungkinan karena warga sendiri kurang akan sadar menjaga lingkungan. Semisal, warga banyak membangun diatas saluran air. Bahkan, warga ada yang membangun tempat usaha diatas saluran air, membuang sampah sembarangan. Inilah yang kemungkinan menjadi penyebab terjadinya banjir. Belum lagi, bangunan – bangunan mal yang diduga tidak memiliki amdal atau melebih garis sepadan bangunan,” ujarnya.

Anehnya, ramai gugatan hanya terjadi di DKI Jakarta, sedangkan wilayah lain tidak terjadi sama sekali. Hal inilah yang menjadi penilaian Umar yang syarat dengan adanya kepentingan politik.

“Ini lucu, banjir sejabodetabek. Muncul wacana copot Gubernur Anies. Semangat demo gugat Anies dengan memanfaatkan warga yang menjadi korban banjir. Inilah yang menurut saya kuat akan adanya kepentingan politik,” ungkapnya.

Lanjut Umar mengatakan, kemudian banjir tidak hanya di Jakarta akan tetapi di beberapa negara eropa juga pernah terkena banjir.

“Ya sebut aja Kota model Prancis pada beberapa tahun lalu. Saya berharap semua pihak dapat memahami kaitan banjir ini dengan suatu teguran dari Tuhan Y.M.E agar kita semua selalu mengedepankan nilai nilai yang di ajarkan agama. Untuk selain menghargai antar sesama. Apapun warna poltik kita. Ini musibah kita kesampingkan kepentingan golongan lebih baik kita bantu dahulu saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir ini,” tuturnya kepada faktapers.id.

Ia berpesan, agar warga tetap menjaga keutuhan hubungan antar warga lainnya. “Semoga kedepan, warga Jakarta harus lebih cerdas, jangan mau di adu domba. Sehingga, keutuhan dan silahturahmi tetap terjaga,” imbuhnya.

Sebelumnya, ramai diberitakan, dua aksi rencananya berlangsung di Balai Kota DKI Jakarta esok hari. Aksi pertama adalah demo yang memprotes Gubernur DKI Anies Baswedan, sedangkan aksi kedua adalah yang membela Anies.

Aksi pertama digawangi oleh Dewi Tanjung, Abu Janda, dkk. Mereka mengadakan aksi bertajuk ‘Para Bunda Tangguh Pembela Rakyat’ dan mempersoalkan cara Anies menangani banjir. Mereka menuntut Gubernur DKI Anies Baswedan mundur.

“Iya itu demo para bunda se-DKI yang jadi korban banjir, yang mereka menuntut tanggung jawab gubernur dan minta pertanggungjawaban gubernur. Kan selama ini Anies Baswedan terkenal cuci tangan dan melimpahkan kesalahannya kepada orang lain,” kata politikus PDIP, Dewi Tanjung, kepada wartawan, Senin (13/1/2020).

Rencananya, ada aksi lain yang juga akan digelar besok di Balai Kota DKI. Bedanya, aksi ini digawangi Fahira Idris.(hw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *