Pantas saja negeri ini tidak maju-maju, orang-orang di negeri ini hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya masing-masing, sudah sangat langka orang yang memikirkan kepentingan rakyat keseluruhan.
Lebih tragis lagi setiap masalah yang terjadi di negeri ini dijadikan alat untuk kepentingan politik pribadi dan kelompoknya masing-masing, baik yang ingin mempertahankan maupun yang ingin merebut kekuasaan.
Sementara itu rakyat sudah megap-megap mengatasi permasalahan hidupnya, di tempat lain para (mengakunya) tokoh, saling tunjuk menyalahkan. Sehingga hal ini sangat memuakkan.
Belum lagi, ketika bencana yang melanda di ibukota, banyak sekali berbagai elemen masyarakat di media sosial menyalahkan seseorang. Bahkan, dari sebagian mereka ada yang belum bisa Move On. Lantaran jargonnya tidak terpilih.
Seharusnya dalam menghadapi musibah ini siapapun kita, apapun warna politik kita, kita bersatu padu, bahu membahu menyelesaikan penderitaan rakyat, urusan politik dan kekuasaan bisa diurus belakangan. Semua energi seharusnya disalurkan untuk menolong rakyat. Jangan memiliki pikiran yang sempit.
Sehingga, terciptanya kerukunan antara masyarakat baik beragama maupun berbangsa. Bukan saling menyalahkan yang memecah bela rasa persaudaraan maupun persatuan dan kesatuan.
Penulis adalah Tokoh Pemuda Kembangan dan Pembina LBHT Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz, S.Pd., SH.