Isi Waktu Dirumah Dengan Kelola Murai Hidroponik

772
×

Isi Waktu Dirumah Dengan Kelola Murai Hidroponik

Sebarkan artikel ini

Jakarta,Faktapers.id – Menekuni hobby yang berpeluang menambah penghasilan keluarga dilakukan oleh Ibu Titin (56), Anggota Pokja IV Tim Penggerak PKK Kota Administrasi Jakarta Utara. Mengelola kebun hidroponik dengan beragam jenis sayuran menjadi pilihan utamanya. Lahan seluas 150 m2 yang berada dilantai atas dimanfaatkan sebagai area kebun hidroponik yang diberi nama Murai Hidroponik.

“Sudah 5 tahun saya dan suami mengembangkan tanaman hidroponik karena proses tanamnya cepat, bersih dan menyehatkan. Pokoknya lebih praktis, tidak membutuhkan lahan yang luas untuk menanam. Memang kami suka sekali dengan tanaman dan mencoba untuk menjadikan hobby ini sebagai ladang rezeki,” tutur Ibu Titin saat dkonfirmasi, Senin (30/3).

Masa tanggap darurat virus corona (COVID-19) di wilayah DKI Jakarta diperpanjang hingga 19 April mendatang. Aturan tersebut membuat masyarakat harus beraktivitas di rumah namun tetap produktif.

“Selama ada wabah corona, kegiatan PKK dihentikan sementara untuk mencegah penularan. Saya ikuti himbauan dari pemerintah dan memilih untuk beraktivitas di rumah saja. Bisa main sama cucu sekalian kelola Murai Hidroponik,” ujarnya.

Proses menanam sayuran hidroponik hanya membutuhkan waktu 4 minggu.

“Murai Hidroponik memiliki 4 jaringan, saya gilir panennya 1 minggu sekali 1 jaringan untuk sayur 500 pot per minggu. Total satu bulan dari 4 jaringan menghasilkan 2.000 pot sayuran. Kemudian ada 2 jaringan khusus seperti timun, pare, terong, tomat, cabe dengan masa panen 2 bulan sekali,” terang Ibu Titin yang bermukim di lingkungan RW 06 Kelurahan Sukapura, Kecamatan Cilincing.

Beragam jenis sayuran hidroponik yang ditanam seperti bayam, kangkung, pakcoy, selada, sawi samhong dan kailan.

“Sayuran dijual perminggu dimana per potnya kita hargai Rp 2.500 dan setiap minggunya bisa menjual sekitar 500 pot. Jadi dalam waktu seminggu menghasilkan Rp 1.250.000 dengan modal hanya Rp 300 ribu untuk bibit, nutrisi, rockwool dan lainnya,” jelasnya.

Untuk memasarkan sayuran hidroponik tanpa peptisida, ia menjalin kerjasama dengan pihak fresh market, warung sayuran dan sebagainya.

“Dari pihak fresh market ada yang datang dan ambil sendiri dirumah. Saya jual di warung sayur deket rumah, ada juga mobil sayur yang sudah jadi langganan ambil sayuran untuk dipasarkan di lingkungan Apartemen Green Pramuka. Kalau panen, saya juga membagikannya ke tetangga,” ucapnya.

Dengan tangan dinginnya, ia bersama suami tercinta yang juga mantan Lurah Rawa Badak Selatan, Sutarjo terus menggerakkan semangat masyarakat untuk ikut memanfaatkan pekarangan rumah menjadi kebun hidroponik.

“Alhamdulillah, hasil penjualan sayuran hidroponik bisa digunakan untuk beli sembako dan kebutuhan lainnya. Sekarang ini, peminat sayuran hidroponik semakin meningkat bisa menjadi peluang bagi kader PKK dan warga lainnya untuk ikut mengembangkan tanaman hidroponik,” pungkasnya.(Tajuli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *