Jangkar Jokowi: Percayalah Jokowi Mampu Atasi Covid-19

719
×

Jangkar Jokowi: Percayalah Jokowi Mampu Atasi Covid-19

Sebarkan artikel ini

Gowa, faktapers.id – Sudah sebulan Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan untuk pertama kalinya ada dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus Corona pada tanggal 2 Maret 2020. Pasca pengumuman tersebut sempat terjadi panic buying yang menimbulkan keresahan masyarakat, terlebih banyak informasi hoaks yang beredar ditengah masyarakat. Jumat, (3/4/2020).

Ditengah kepanikan dan kekawatiran berlebihan atas reaksi masyarakat tersebut salah satu relawan Jokowi , Ketua Presidium Nasional, Jangkar Jokowi di Jakarta tgl 2 April 2020. I,Ketut, Guna Artha, dalam keterangannya, yang konsisten mengawal program pemerintah berupaya turut serta ambil peran dalam mengantisipasi meluasnya kepanikan masyarakat melalui edukasi dan informasi dengan narasi yang tidak meresahkan.

”Berangkat dari keyakinan kepemimpinan visioner presiden Joko Widodo yang mau belajar dari masalah untuk mewujudkan gagasan besar yang revolusioner, melegasikan karya-karya monumental yang akan dinikmati oleh generasi masa depan, mampu merealisasikan rencana yang dinilai sulit menjadi mungkin maka kami menilai dengan ketenangan dan kecermatan Beliau bangsa Indonesia akan mampu menangani meluasnya wabah Covid-19″. Jelasnya Ketua Presidium Nasional Jangkar Jokowi, I Ketut Guna Artha.

Beberapa pernyataan Ketua Presidium Nasional Jangkar Jokowi mengikuti perkembangan kasus Covid-19 yang dirangkum dari beberapa media sosial Sebagai Berikut :

“Waspada pasti, panik jangan!
Pemerintah sangat tanggap menangani Corona sejak awal kemunculannya di Wuhan.Penanganan sesuai standar prosedur WHO dengan memperlakukannya dengan klasifikasi Orang Dalam Pemantauan dan Pasien Dalam Pengawasan bahkan penanganan khusus observasi di pulau tak berpenduduk jika terindikasi .(Facebook, 2/03/2020)”.

“Jika dibanding negara lain, Indonesia sudah cukup tanggap antisipasi penyebaran virus Corona. Tidak sampai mengisolasi kota. Dibutuhkan pula kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika terjadi gejala dan indikasi pernah berinteraksi dengan orang yg diduga potensial suspect. Serta turut serta tidak menciptakan kepanikan, kekawatiran berlebihan karena virus ini bisa disembuhkan (Facebook, 9/03/2020)”.

“Upaya yang ditempuh pemerintahpun sepenuhnya kurang didukung solidaritas para elit. Bahkan nyinyir meremehkan kemampuan bangsa sendiri dalam menangani Corona. Dan rakyatpun sempat terjebak dalam disinformasi akibat hoax media dengan kepanikan dan kekawatiran berlebihan (Kompasiana, 13/03/2020)”.

“Upaya observasi dan isolasipun dilakukan di pulau Sebaru, Kepulauan Seribu yang sebelumnya ditolak di Natuna, Kepri”.

“Pemerintah telah merespon untuk rumah sakit rujukan penanganan penyakit menular di seluruh Indonesia”.

“Pemerintah telah menunjuk juru bicara untuk crisis center penanganan Corona agar informasi terpusat, valid dan terkendali”.

“Menyikapi Corona kita tentu tak menginginkan apa yang pernah dialami China dan yang terjadi saat ini di Italia, bukan? Begitu mencekam menjadi kota mati (Facebook, 14/03/2020)”.

“Kita harus yakinkan bahwa pemerintah mampu menangani Corona. Masyarakat tetap dapat beraktifitas normal tanpa kekawatiran berlebihan.Hanya saja memang dibutuhkan kesadaran lebih masyarakat untuk memperhatikan kesehatan diri, menunda untuk sementara aktifitas yang tidak perlu dan jika ada gejala flu atau perlu memeriksakan diri kita yang harus lebih proaktif. Sehingga jika ada indikasi suspect, dapat dilakukan pemantauan, pengawasan, isolasi dan penanganan. Dari sini kemudian dapat ditracking lokasi dan riwayat kontak dengan orang lain yang potensial terdampak” imbuhnya.

“Jangan terus protes langkah-langkah yang telah ditempuh pemerintah. Presiden Jokowi telah menyatakan memimpin langsung operasi penanganan Corona ini. Jangan kita menggiring pemerintah untuk mengambil tindakan seragam seperti yang dilakukan negara lain. Karena kondisi negara kita berbeda dengan negara lain.
Dan kalau bisa memang tidak perlu sampai menutup/mengisolasi kota (lockdown). Yang penting diperketat pemeriksaan pintu keluar masuk seperti banda,” sambungnya.(Kartia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *