Jakarta, faktapers.id – Mudik dan Lebaran, dua kata yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Kata-kata ini juga tentunya sering kali muncul akhir-akhir ini, baik di radio, televisi, atau sekadar tulisan di media sosial.
Sebenarnya, bagaimana asal muasal dua kata ini? Disadur dari berbagai sumber, berikut ini faktapers.id menyajikan secuplik penjelasannya. Yuk, simak.
Mudik
Menurut Guru Besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ibnu Hamad, M.Si, “mudik” berasal dari kata “udik” yang berarti kampung.
Mudik juga diartikan sebagai aktivitas pulang ke kampung halaman. Ada pula yang menyebut bahwa mudik berasal dari bahasa Jawa Ngoko, yakni ‘mulih dilik’ yang berarti “pulang sebentar”.
Sementara, Kamus Bahasa Besar Indonesia (KBBI) mengartikan mudik dengan “ke udik” atau “pulang ke kampung halaman”.
Lebaran
Lalu, bagaimana dengan “lebaran”? Artikel MA Salamun pada tahun 1954 menyebutkan, lebaran dianggap sebagai penanda usainya waktu berpuasa.
Ada pula yang menyebut lebaran berasal dari bahasa Betawi yaitu “lebar” yang berarti luas. Lebaran diartikan sebagai sebuah keleluasaan atau kelegaan hati setelah sebulan berpuasa.
“Lebaran adalah metafora bagi orang saling mengikhkaskan, berlapang dada. Sekaligus metonimi bagi yang merayakan Idul Fitri dengan perasaan yang plong,” kata Ibnu.
Sementara itu, Ahli Bahasa dari Universitas Negeri Yogyakarta, Prof. Dr. Zamzani mengatakan, “lebaran” berasal dari bahasa Jawa yakni lebar yang berarti selesai atau usai.
“Lebar artinya ‘selesai, usai’, seperi pada lebar udan, lebar mangan, lebar subuh, lebar Senin. Lebaran dapat berarti salah satunya melakukan/merayakan sesuatu saat sudah lebar,” kata Zamzani.
Apa pun versinya, makna mudik dan lebaran sudah disepakati secara umum dalam tatanan bahasa Indonesia. Mudik berarti pulang ke kampung halaman dan lebaran berarti Hari Raya Idul Fitri. (fp01)