Tugas Stafsus Milenial Presiden Utamanya Berkaitan Dengan Ekonomi Kreatif Dan  Program Menyasar Kaum Muda

×

Tugas Stafsus Milenial Presiden Utamanya Berkaitan Dengan Ekonomi Kreatif Dan  Program Menyasar Kaum Muda

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Faktapers.id  – Dua  Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo tengah mendapat sorotan dari berbagai pihak. Terbaru, yakni mundurnya Adamas Belva Syah Devara usai perusahaan miliknya ditunjuk sebagai penyelenggara pelatihan online Kartu Prakerja yang menjadi polemik.

Penunjukan Ruangguru dijelaskan Belva Devara berkali-kali lewat Skill Academy sebagai mitra pelatihan sesuai dengan prosedur.  Ia menegaskan Pemilihan Skill Academy di Prakerja tidak ada kaitannya dengan posisinya saat itu sebagai Stafsus Milenial.

Beda dengan Andi Taufan Garuda Putra yang mendapatkan kritik lantaran dengan kop surat Sekretariat Kabinet ia menyurati camat di seluruh Indonesia dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi oleh Kemendes PDTT.

Dalam suratnya tersebut, Andi Taufan meminta camat membantu perusahaannya, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha), dalam edukasi lapangan ke masyarakat desa dan pendataan kebutuhan alat pelindung diri (APD) puskesmas.

Sebenarnya Stafsus milenial ditunjuk Presiden Jokowi untuk membantu tugas-tugas kenegaraannya terkait kebijakan publik, terutama yang kaitannya dengan ekonomi kreatif dan dan program yang menyasar kaum muda. Dimana berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 144 Tahun 2015, Staf Khusus Milenial akan mendapatkan hak bulanan sebesar Rp 51 juta. Perpres tersebut mengatur tentang besaran hak keuangan bagi Staf Khusus Presiden, Staf Khusus Wakil Presiden, Wakil Sekretaris Pribadi Presiden, Asisten, dan Pembantu Asisten.  Dan di dalam Pasal 5 beleid tersebut dijelaskan, hak keuangan yang dimaksud merupakan pendapatan keseluruhan yang diterima dan sudah termasuk di dalamnya gaji dasar, tunjangan kinerja, dan pajak penghasilan.

Dalam lampiran Perpres tersebut juga dicantumkan besaran hak keuangan para pembantu presiden/wakil presiden lainnya. Wakil Sekretaris Pribadi Presiden mendapatkan Rp 36,5 juta, Asisten Rp 32,5 juta, dan Pembantu Asisten Rp 19,5 juta per bulan.

Presiden Jokowi mengatakan, pengangkatan generasi milenial sebagai staf khusus ini dilakukan karena pemerintah butuh gagasan-gagasan segar dan inovatif.   “Ketujuh anak muda ini akan menjadi teman diskusi saya, harian, mingguan, bulanan, memberikan gagasan-gagasan segar dan inovatif sehingga kita bisa mencari cara-cara baru, cara-cara out of the box, yang melompat untuk mengejar kemajuan negara,” terang Jokowi saat memperkenalkan ketuju staf khusus tersebut.

Presiden Jokowi mengharapkan keberadaan para staf khusus baru itu akan lebih memudahkan pemerintah mengelola negara. Dengan inovasi, gagasan, serta terobosan baru dari para staf khusus milenial itu diyakini sejumlah persoalan bangsa bisa diatasi.

Mereka diharapkan tidak hanya menjadi jembatan dengan para pemuda, termasuk kalangan santri dan diaspora, tetapi juga memberikan terobosan dan inovasi kekinian untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.

“Untuk bidang-bidangnya, ini kerja barengan. Khusus Mbak Angki saya tambahin tugas jubir bidang sosial,” kata Jokowi saat ditanya soal pembidangan kerja mereka.

Langkah Jokowi mengangkat stafsus milenial ini dilakukan mengingat demografi Indonesia yang didominasi usia muda. Data Bappenas, dari total 226,9 juta penduduk Indonesia tahun ini, sebanyak 183,36 juta atau 68,7 persen berusia produktif (15-64 tahun). Jika generasi milenial adalah mereka yang lahir pada 1980-2000, jumlahnya 85,8 juta atau 32 persen dari total penduduk. Jumlah itu setara 46 persen penduduk dengan usia produktif.

Ketujuh staf khusus baru itu merupakan generasi milenial yang berusia 23-36 tahun dengan beragam keahlian dan latar belakang.

Mereka adalah Adamas Belva Syah Devara (29) yang merupakan pendiri aplikasi belajar Ruang Guru, CEO Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung (23), dan CEO lembaga keuangan mikro PT Amarta Andi Taufan Garuda Putra (32). Lalu, Ayu Kartika Dewi (36) yang aktif dalam kegiatan perdamaian, CEO Kitong Bisa Gracia Billy Mambrasar (31), sosiopreneur yang juga penyandang disabilitas Angkie Yudistia (32), dan mantan Ketua Umum PB PMII Aminuddin Ma’ruf (32). Fp03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *