Jakarta, faktapers.id – CEO Tesla Elon Musk berang dengan kebijakan lockdown di negaranya, Amerika Serikat. Bahkan dia menyebut kebijakan yang mengharuskan warga tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) itu sebagai tindakan fasis dan tidak demokrasi.
Saat ini, kebijakan tersebut tengah diterapkan berbagai negara untuk memperlambat pandemi Covid-19. Dia menilai pembuat kebijakan itu fasis karena memenjarakan orang secara paksa di rumah.
“Saya menyebutnya, ‘secara paksa memenjarakan orang di rumah mereka’ terhadap semua hak konstitusional mereka. Kebijakan itu melanggar kebebasan orang dengan cara yang mengerikan, salah, dan bukankah orang datang ke Amerika untuk membangun negara ini. Ini keterlaluan,” kata Musk.
“Berikan kembali kebebasan mereka,” imbuhnya.
Komentar yang disampaikan oleh Musk merupakan serangkaian komentar pujian atas langkah Texas mengangkat beberapa pembatasan sosial. Pada saat bersamaan, dia mengeluh tentang berlanjutnya pembatasan di tempat lain di seluruh negeri.
Komentar itu adalah yang terbaru dari deretan tweet Musk sejak akhir Januari.
“Berikan orang-orang kebebasan mereka kembali. Buka kembali dengan hati-hati dan perlindungan yang sesuai, tetapi jangan menempatkan semua orang di bawah tahanan rumah secara de facto,” kata Musk lewat Twitter.
Tweet tersebut dinilai sebagai ekspresi terakhir frustrasi Musk dengan cara otoritas terkait menangani pandemi virus corona.
Meskipun Musk tidak secara eksplisit mengutip atau menyatakan dukungan untuk kelompok tertentu, komentar itu menggemakan argumen dari para pemrotes yang didukung oleh sekutu konservatif yang kuat di Washington DC dan beberapa politisi lokal yang telah mengabaikan pedoman jarak sosial untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka dengan imbauan tinggal di rumah dalam beberapa minggu terakhir.
Melansir CNN, Komentar Musk sangat berbeda dengan komentar beberapa rekannya di Silicon Valley, yang mendesak agar berhati-hati untuk membuka kembali karantina.