Headline

Berang dengan Meroketnya Harga Elpiji Melon, Baroji: Ini Ada Apa?

×

Berang dengan Meroketnya Harga Elpiji Melon, Baroji: Ini Ada Apa?

Sebarkan artikel ini

Buminabung, faktapers.id – Anggota DPRD Lampung Tengah Daerah Pemilihan II yang meliputi Kecamatan Putra Rumbia, Rumbia, Bumi Nabung, Seputih Surabaya, dan Bandar Surabaya, Baroji menyikapi serius mulai langkanya liquid petroleum gas (LPG) tabung 3 kilogram atau akrab disebut gas melon.

Kepada media Baroji menegaskan akan berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan penyebab langkanya elpiji tabung 3 kg di wilayah setempat, sehingga membuat harga elpiji melon tersebut melambung tinggi.

“Memasuki pertengahan Ramadan, sejumlah warga di wilayah timur Lampung Tengah ini mengeluhkan langkanya gas elpiji ukuran tabung 3 kg. Jikapun barang tersedia, harganya mahal, bisa menyentuh Rp 30 ribu per tabung. Ini kan sangat liar. Ada apa dengan distributor, ada apa dengan agen? Kenapa pengecer bisa menjual elpiji ini dengan harga yang mencekik leher rakyat kecil,” tegasnya.

Oleh karenanya, Politisi Demokrat Lampung Tengah ini berencana akan melakukan komunikasi lintas Komisi dengan Komisi II DPRD Lamteng yang membidangi persoalan migas.

“Segera setelah ini, saya akan berkoordinasi dengan Komisi II DPRD Lamteng, untuk dapat memanggil pihak terkait. Karena ini sudah meresahkan rakyat. Sudah momen Ramadan, ditambah kita sedang dalam keprihatinan wabah corona, kok ada pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan pribadi dari peristiwa ini. Itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Rakyat tidak boleh dibuat sengsara karena hal itu,” ucapnya.

Sementara itu, anggota Komisi II DPRD Lamteng Toni Sastra Jaya, S.H, M.H, saat dihubungi via telepon selularnya (ponsel), mengatakan pihaknya akan mengecek langsung ke lapangan soal informasi kelangkaan gas elpiji tabung 3 kg, dan meroketnya harga elpiji melon yang merupakan produk konversi minyak tanah tersebut.

“Yang menggunakan elpiji ini kan masyarakat bawah, karena memang disubsidi oleh pemerintah. Oleh karenanya, baik stok dan harganya tidak boleh dimainkan oleh kartel. Sebab, gas 3 kilogram ini sangat mempengaruhi aktifitas masyarakat kecil, di mana bahan bakar tersebut menjadi konversi penggunaan minyak tanah. Kami di akan mengawasi stok dan harga elpiji melon tersebut dengan ketat. Jangan sampai elpiji subsidi tersebut di pasaran justru dipermainkan oleh segelintir oknum untuk memperkaya diri dengan memanfaatkan momen Covid-19 ini. Dalam waktu dekat Komisi II akan lakukan sidak,” pungkasnya.

Sebelumnya, warga di wilayah timur Lampung Tengah mengeluhkan tingginya harga elpiji 3 kg di tingkat pengecer. Harga gas melon di wilayah tersebut tembus Rp 30 ribu per tabungnya.

Sejumlah warga menyebut kelangkaan gas disebabkan tidak menentunya pasokan yang diterima dari pangkalan. Sementara pada Ramadan ini, kebutuhan akan elpiji melon semakin meningkat. (sur)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *