Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN Umumkan Hasil Riset Sei-Katsu-Sha

524
×

Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN Umumkan Hasil Riset Sei-Katsu-Sha

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN), institusi di bawah naungan salah satu perusahaan periklanan terbesar di Jepang, Hakuhodo Inc. hari ini mengumumkan temuan dari riset terbarunya yang berjudul “The Rise of Conscious ASEANs: Why should you CARE?”, melalui forum HILL ASEAN ke-6 yang kali ini diselenggarakan dalam bentuk webinar.

Penelitian ini menggali kesadaran dan perilaku masyarakat ASEAN akan gaya hidup dan pilihan mereka, yang memengaruhi aspek sosial dan lingkungan. Temuan ini menjadi petunjuk berbasis fakta yang sangat bermanfaat untuk membantu brand dari produk-produk konsumen di berbagai negara ASEAN dalam meredefinisikan dirinya, membubuhkan nilai tambah sosial dan lingkungan, serta memperkuat strategi pemasarannya, yang tentunya diperkuat dengan keunggulan manajemen dan solusi unik dari Hakuhodo. HILL ASEAN sendiri memiliki misi dan komitmen untuk selalu mendukung kegiatan pemasaran perusahaan-perusahaan di ASEAN.

“Melalui penelitian ini, kami mengidentifikasi tindakan-tindakan nyata dari Conscious Lifestyle yang diperlihatkan oleh masyarakat ASEAN. Kami menggunakan 3 (tiga) jenis pendekatan penelitian, yaitu metode kuantitatif dengan sampel sebanyak 4.500 orang, metode kualitatif dengan sampel sebanyak 24 orang, dan melakukan wawancara dengan 12 orang Key Opinion Leader (KOL),” jelas Devi Attamimi, Institute Director, HILL ASEAN dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia yang tampil sebagai salah satu pembicara utama di Forum HILL ASEAN tahun ini kepada faktapers.id melalui keterangan tertulisnya Kamis, (25/6/2020).

Devi juga mengungkapkan bahwa masyarakat ASEAN memiliki 55 poin lebih tinggi jika dibandingkan dengan masyarakat Jepang yang 40% di antaranya saat ini sudah memahami istilah Conscious Lifestyle dan 25% di antaranya benar-benar melakukan tindakan nyata di dalam kehidupannya sehari-hari. “Angka yang lebih menggembirakan tampak pada profil Indonesia, dimana 92% masyarakat kita telah mengetahui istilah Conscious Lifestyle dan bahkan 93% di antaranya telah mengaplikasikannya dalam kehidupannya,” imbuhnya.

Masyarakat Jepang, sebagaimana disoroti dalam laporan ini, memiliki kebiasaan memisahkan limbah dan melakukan daur ulang yang sudah melekat dalam aksi mereka sehari-hari sejak lama. Sementara masyarakat ASEAN pada umumnya menunjukkan kemajuan kesadaran yang sangat pesat akan gaya hidup ramah lingkungan dan keberlanjutan ini.

Terkait fakta di atas, pada kesempatan ini HILL ASEAN juga memperkenalkan istilah baru. Devi mengatakan, “Temuan riset ini menjadi bukti perkembangan tren yang sangat positif. Kami menyaksikan terbentuknya segmentasi masyarakat baru, yaitu mereka yang sudah sepenuhnya sadar menjalankan gaya hidup yang bertanggung jawab dalam kesehariannya. Kelompok ini kami sebut sebagai the Consciouslites sebagai segmen yang akan mendominasi pasar dalam waktu dekat,” imbuhnya.

Hakuhodo International Indonesia dan Hakuhodo di seluruh dunia, menjalankan usahanya dengan melandaskan diri pada filosofi ‘sei-katsu-sha’. “Filosofi ini memandang konsumen dengan perspektif 360 derajat; lebih dari sekedar pembeli yang melakukan fungsi ekonomi, namun sebagai individu secara holistik yang memiliki gaya hidup, mimpi dan aspirasi berbeda-beda. Hasil riset ini menjadi semangat baru dan energi positif bagi kita semua dalam membuka peluang, dan menggerakkan brand untuk memanfaatkan momentum besar, menuju ke arah yang benar,” cetus Irfan Ramli, CEO Hakuhodo Internasional Indonesia.

Irfan menegaskan, sebagai pemimpin industri, Hakuhodo sangat sadar pentingnya mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi produk – yang tidak sebatas pada pencanangan slogan tanpa disertai tindakan. “Pengendalian dampak sosial dan lingkungan harus menjadi kesadaran kolektif, dan sangat penting dilakukan oleh setiap individu dengan pemahaman seutuhnya. Di tataran pemikiran yang lebih makro, ini berarti kita semua membantu menyelamatkan bumi,” tutupnya. Herry

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *