Legislator PPP: Pemerintah Kehabisan Akal Sadarkan Masyarakat Bahaya Covid-19

515
×

Legislator PPP: Pemerintah Kehabisan Akal Sadarkan Masyarakat Bahaya Covid-19

Sebarkan artikel ini

Jakarta , faktapers.id – Jumlah masyarakat positif Covid-19  dalam sepekan terakhir terus meningkat. Karena masyarakat sepertinya menganggap pandemi tersebut tak lagi berbahaya, pemerintah didesak tingkatkan sosialisasi lebih massif.

Hal itu diutarakan anggota Komisi IX DPR RI, Anas Tharir. “Dalam beberapa minggu terakhir, penambahan jumlah warga positif Corona sangat besar. Seminggu terakhir  sebesar 12.089 hingga kini jumlah positif Covid-19 di Indonesia mencapai 100.303 kasus,” paparnya di Jakarta, Selasa (28/7).

Anas pun berujar, kondisi ini memerlukan perhatian sangat serius dari pemerintah dengan meningkatkan sosialisasi lebih massif kepada masyarakat. “Karena dalam beberapa minggu terakhir pemerintah terkesan kurang kreatif bahkan kehabisan akal dalam menyadarkan masyarakat tentang bahaya Covid-19,” ungkap legislator PPP itu.

Anas berpendapat, masyarakat sepertinya juga telah menganggap Covid-19 tidak berbahaya lagi, sehingga mereka semakin abai terhadap protokol kesehatan yang seharusnya tetap dijalankan dalam situasi new normal yang diberlakukan pemerintah.

“Dengan dibubarkannya gugus tugas Covid-19 dan digantikan dengan comite kebijakan Covid-19, ternyata belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan,” urainya. Bahkan, sambung Anas, sebaliknya malah tampak ada penurunan kedisiplinan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

“Karenanya saya mendorong agar pemerintah tetap fokus, terus terjaga dan tidak sampai lalai dalam tugas pencegahan penyebaran dan penanganan Covid-19,” serunya. Sebab, lanjut Anas, jika ini terjadi dampaknya akan sangat fatal dan berbahaya, apalagi kasus positif dari hari kehari terus meningkat.

Anas menuturkan, kini jumlah positif Corona di indonesia menempati urutan 24 dengan jumlah kematian sebesar 4.838 yang ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara dengan rasio kematian sebesar 4,86 persen, angka ini terbilang tinggi dibanding rasio kematian dunia yang mencapai 4,2 persen. (OSS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *