Jakarta, faktapers.id – Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali, melantik dokter gigi kecil. Dalam sambutannya, Marullah berpesan agar para dokter cilik tidak semata menjalankan misi sebagai dokter tapi turut memberantas Covid-19 dan mengkampanyekan program 3M.
Lebih lanjut Marullah mengatakan penyakit gigi masih menjadi penyakit masyarakat. Hal tersebut mengacu pada indeks pembangunan masyarakat, kesehatan gigi menjadikan Jakarta Selatan menduduki nomer 38 di tingkat nasional dan nomer dua di tingkat Provinsi DKI Jakarta.
“Saya ingin menitipkan selain urusan kedokteran gigi, kepada anak-anak ku semua. Saya titipkan urusan pemberantasan COVID-19. Kampanyekan tentang 3M, itu juga bagian dari tugas kalian. Berikan sosialisasi yang baik ke sesama teman sekolah,” ungkap Marullah yang didampingi Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan Muhammad Helmi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Selasa (11/8/2020).
Selain itu, Marullah juga mengatakan bahwa Covid-19 telah melanda seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satunya profesi dokter gigi.
“Sekarang karena Covid-19, banyak dokter gigi yang tidak praktik. Kalau pun buka, pasti sangat terbatas. Karena penyebaran Covid-19 terjadi dari droplet dan itu berbahaya,” tambahnya.
Sementara itu, Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan Muhammad Helmi menuturkan jika penyakit gigi dan mulut terutama gigi berlubang merupakan penyakit yang dapat menyerang semua golongan usia. Hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan, perilaku menyikat gigi yang benar pada anak usia 3 tahun ke atas di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 2,74 persen dan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 3,33 persen.
“Adapun hasil kegiatan pemeriksaan kesehatan anak usia sekolah pada tahun 2019 yang dilakukan terhadap 38.989 peserta didik kelas 1 di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan didapatkan 17.611 anak (45,16 persen) mengalami karies gigi. Data tersebut sejalan dengan hasil kegiatan Roadshow kesehatan gigi dan mulut anak PAUD yang dilakukan pada tahun 2019 dapat diketahui dari 1.008 anak yang diperiksa, 813 anak atau 80,6 persen memiliki gigi yang tidak sehat,” ujar Helmi.
Menurut Helmi, kegiatan pelatihan dokter gigi diikuti oleh sekitar 306 anak SD se-Jakarta Selatan. “Dan bertempat di Puskesmas Kecamatan masing-masing dengan modul yang dibuat oleh FKG Universitas Prof DR. Moestopo (Beragama),” pungkasnya. Herry