Gowa, Faktapers.id – Kasus positif di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan sudah mulai melandai, hal itu terlihat pada distribusi kejadian covid dan angka reproduktif efektif (Rt) yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan per tanggal 26 Agustus yakni 0,79 atau dibawah 1 persen.
Dari data terbaru ini juga diketahui Kota Makassar bersama Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Luwu Timur, Sinjai dan Sidrap termasuk pada zona merah penularan Covid-19 di Sulsel. Hal ini sekaligus membantah berita yang terbit di suara.com bahwa Kabupaten Gowa satu-satunya daerah yang masuk zona merah di Provinsi Sulsel.
Ketua Pakar Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulawesi Selatan yang juga Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Prof Dr Ridwan Amiruddin mengatakan meskipun Kabupaten Gowa masih pada zona merah tapi jika dilakukan perbandingan angka Rt pada 24 Kabupaten/kota di Sulsel, Gowa sudah berada dibawa angka garis merah atau penularan terkendali.
” Indikator untuk menentukan zona merah itu ada tiga yaitu indikator epidemiologi yang dilihat dari Rt, indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan. Jadi masing-masing indikator itu ada itemnya dan diberi bobot. Semakin beresiko semakin rendah bobotnya. Termasuk Rt dihitung semua,” katanya, saat dikonfirmasi, Kamis (27/8).
Prof Dr Ridwan Amiruddin, tak menampik penanganan dan Kepedulian Pemerintah Kabupaten Gowa terhadap penularan covid ini sangat baik mulai dari Perda Masker yang sudah disahkan, gerakan sejuta masker bahkan melibatkan seluruh forkopimda, lurah/desa.
“Kepedulian Pak Adnan ini sangat baik sekali terhadap penanganan Covid, namun karena mobilitas penduduk kita, disiplin masyarakat kita ditambah daerah luas dan penyangga Makassar maka masih pada zona merah,” jelasnya.
Selain itu, dirinya mengaku Gowa dan Makassar susah dipisahkan karena masyarakat didalamnya tidak menutup kemungkinan orang yang sama tetapi karena program program dan inovasi yang dilakukan, saat ini Makassar dan Gowa progres penularan cenderung menurun.
” Jadi antara Gowa dan Makassar dari awal tinggi kasusnya, orang Gowa kerja di Makassar dan orang di Makassar tinggal di Gowa, jadi lalu lintas penduduk antara Gowa dan Makassar orangnya sama jadi rawan. Tetapi saat ini meskipun kasus masih tinggi tapi progres penularan cenderung menurun,” beber Prof Dr Ridwan Amiruddin.
Berbeda halnya dengan beberapa daerah lain yang masih zona merah seperti Luwu Timur, Takalar, Jeneponto, Sinjai dan Sidrap. Kasus tersebut diketahui terjadi karena penularan tingkat komunitas yaitu meskipun tidak ada perpindahan penduduk seperti Gowa dan Makassar, tetapi orang di wilayah itu bisa saling menulari karena virus telah masuk pada tingkat masyarakat.
” Jadi pemicunya sudah pada tingkat komunitas yaitu interaksi ketat antara satu orang otg dengan orang lainnya ditempat terbuka tanpa memakai masker pasti terjadi penularan. Misalnya Kalau ada 10 orang, 3 dari orang itu bisa terkonfimasi, tapi karena tidak ada pemeriksaan lab swab maka itu tidak ketahuan dan itu yang menjadi penyebab,” jelas Prof Dr Ridwan Amiruddin.
Sementara Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan terus berusaha agar penularan covid 19 di Kabupaten Gowa bisa menurun. Selain gerakan sejuta masker, perda masker dan penerapan protokol kesehatan, dirinya juga menfokuskan APBD Perubahan Tahun 2020 akan berfokus pada penanganan covid seperti di sektor kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi.
” Khusus pada sektor kesehatan yang terpenting pemenuhan dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh tenaga kesehatan, tracking serta testing yang harus sering dilakukan agar kasus bisa terdeteksi,” ungkapnya.
Tracking dilakukan untuk mendeteksi orang-orang yang berpotensi tertular Covid-19. Salah satu yang bisa dilakukan, kata dia adalah dengan melakukan testing untuk bisa mengetahui orang-orang yang terpapar Covid-19 sehingga bisa langsung dilakukan penanganan.
Tak hanya itu, dirinya juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa fokus pada penyembuhan pasien yaitu dengan menganggarkan pembelian vitamin dan obat-obatan pendukung untuk menaikkan daya tahan tubuh agar bisa melawan Covid-19 di dalam tubuh. Kartia