Klaten, faktapers.id – Menggelar pesta pernikahan di saat pandemi Covid-19 belum berakhir menjadi satu hal yang masih perlu pengetatan. Pasalnya, penyebaran virus yang cukup meluas membuat setiap masyarakat harus waspada.
Hal itulah yang ditunjukkan dalam acara simulasi wedding yang digelar di Gedung Wangsa Manggala, Jalan Jogja-Solo Ngaran Mlese, Klaten pada hari ini, Selasa (8/9/2020). Protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus dilaksanakan dengan tertib.
Bahkan dalam hal ini, Satgas Covid-19 dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten turut memantau jalannya simulasi. Tujuannya tak lain untuk memastikan prosesi pernikahan sesuai dengan protokol yang ada dan siap untuk digunakan.
Dari pantauan dilapangan, pengantin dan para tamu memang telah memakai perlengkapan pencegahan Covid-19. Mulai dari sarung tangan, memakai masker, hingga face shield. Kemudian proses masuk, untuk para tamu, juga telah diberlakukan jaga jarak atau physical distancing.
Meski begitu, Dinkes Klaten menilai masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Hal itu disampaikan oleh Assisten I Sekda Klaten, sekaligus sebagai Koordinator 5 wilayah eks Pembantu Bupati, dr Ronny Roekminto.
“Ini pertama kegiatan sosial yang ada di Gedung. Ini pun baru simulasi. Sehingga kami tekankan di awal karena sudah ada Surat Edaran Bupati Klaten, di situ sudah jelas apa yang harus disiapkan bagi mereka yang akan melakukan kegiatan,” ungkapnya.
Beberapa catatan yang perlu diperbaiki oleh penyelenggara untuk memaksimalkan pernikahan di Gedung sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yakni perihal physical distancing di area ruangan. Di antaranya, berkaitan dengan tim dokumentasi yang harus diatur agar tidak bergerombol.
“Tetap kami sampaikan sekalipun nanti ada dokumentasi ataupun apa, harus physical distancing itu dijaga. Kapasitas sudah 50 persen dari ruangan. Cuma tadi pada saat tamu datang tidak pakai masker harusnya langsung dikasih masker,” jelasnya.
Hal lain yang juga disoroti mengenai area pintu masuk dan keluar baik bagi tamu undangan dan pengantin. Dalam hal ini, Ronny menyebut setidaknya untuk meminimalisasi kerumunan massa, antara pintu masuk dan pintu keluar dibedakan.
“Tadi masuknya masih satu pintu. Di bawah sana. Jadi, antara tamu yang keluar dan undangan yang masuk itu belum ada perbedaan. Itu yang akan kami evaluasi. Jadi, harus dua pintu agar tidak saling ketemu,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sistem pengawasan nantinya juga akan dilakukan berkaitan dengan penyelenggaraan pernikahan di Kota Klaten. Mulai dari persiapan, prosesi, hingga pasca acara.
Apabila dalam pelaksanaan tidak sesuai dengan aturan Surat Edaran Bupati, bukan tidak mungkin kegiatan diharuskan bubar.
“Manakala tidak sesuai dengan SE Bupati, maka salah satu sanksinya diminta untuk membubarkan kegiatan. Sehingga tadi kami perhatikan mulai awal titik-titik kerawanan apa yang bisa menimbulkan kerumunan itu kami sampaikan kepada penyelenggara,” tandasnya.
Sementara, Ketua Umum Organisasi Kemasyarakata Silaturahmi Wedding, Hardiyanto menyampaikan, kegiatan simulasi wedding yang digelar tersebut sebagai satu bentuk untuk mengetahui apa saja yang masih perlu diperbaiki.
Sehingga bagi masyarakat, khususnya di Kota Klaten, yang ingin menggelar acara pernikahan, tidak perlu ada kekhawatiran karena pihaknya akan menyiapkan sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Jadi, arahan dari BPBD dan Dinkes akan kami dengarkan serta laksanakan. Makanya kami melaksanakan ini, nanti apa saja yang harus kami perbaiki,” ungkapnya.
Untuk selanjutnya, salah satu hal mengenai kerumunan bagi orang-orang, pihaknya juga akan lebih memperketat. Hal itu berkenaan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang memang harus dilaksanakan.
“Ke depannya sebelum memulai acara, kami akan melakukan briefing dulu. Kalau ada yang missing dan lain-lainnya, itu kami koordinasikan dulu. Termasuk jika nanti bekerja sama dengan event organizer (EO) pun harus menyinkronkan apa saja yang harus dilakukan baik dari kita sendiri pun dengan EO,” katanya.
Pada intinya, ia mengaku bahagia dengan diperbolehkan kembali beraktifitas untuk bekerja mencari nafkah yang sudah beberapa bulan ini pontang-panting banting stir mencari pekerjaan. Madi