Jakarta, faktapers id – KRI Tanjung Kambani 971 mengangkut pasukan Yonif Raiders 400 Banteng Raider yang siap melaksanakan operasi pengamanan daerah rawan (Pamrahwan) saat ini debarkasi di Dermaga Nabire, Biak, Rabu (9/9).
Kapal perang jenis Bantu Angkut Personel ini berangkat dari Dermaga Pelabuhan Semarang pada 24 Agustus lalu. Kemudian sempat singgah di Surabaya menjemput pasukan Yonif 515 Raider dan Makassar untuk bekal ulang logistik.
Komandan KRI Tanjung Kambani 971 Letkol Laut (P) Masrurun mengatakan, kapal dan seluruh anak buah kapal selalu siap mendukung operasi angkutan laut militer. Kali ini melaksanakan dukungan pergeseran pasukan Batalion Infanteri 400/Banteng Raider untuk melaksanakan operasi pengamanan daerah rawan telah berlangsung dengan lancar tanpa terdapat suatu halangan dan kini kapal sedang melaksanakan debarkasi personil serta material.
Komandan KRI juga menandaskan kondisi pasukan baik personel KRI maupun Yonif 400 Raider dalam keadaan sehat dan prima mengingat situasi wabah covid 19 yang masih mewabah.
“Mulai embarkasi, selama pelayaran hingga turun kapal seluruh pasukan ditekankan untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada. Yang paling penting menjaga suhu tubuh dengan berolahraga dan berjemur sinar matahari. Dan mereka semua mengikuti ketentuan tersebut” tutur Komandan.
Kini para prajurit Yonif 400 Raider tersebut telah berada di Dermaga untuk kembali mengikuti pemeriksaan kesehatan memastikan kondisi terakhir mereka.
Sementara itu Panglima Kolinlamil Laksda TNI Irwan Achmadi, M.Tr (Han) menyatakan unsur-unsur KRI Kolinlamil seluruhnya siap operasi, ia telah menginspeksi langsung kesiapan unsur-unsurnya yang berada di Satlinlamil I Jakarta dan Satlinlamil II Surabaya.
“Untuk mendukung kelancaran tugas operasi angkutan laut militer, agar pergeseran pasukan dan material terselenggara dengan baik, Kolinlamil selalu siap menyiapkan unsur-unsur KRInya sesuai ketentuan yang berlaku” kata Panglima Kolinlamil yang sedang kunjungan kerja di Satlinlamil II Surabaya.
KRI Tanjung Kambani 971 masuk dalam jajaran TNI AL pada 10 November 2000., sebelumnya adalah kapal feri sipil yang dimodifikasi agar bisa menyesuaikan dengan kebutuhan militer.
Modifikasi kapal dilaksanakan di galangan Dae Sun Shipbuilding & Engineering di Busan, Korea Selatan. Modifikasi dilakukan selama lebih kurang 6 bulan, mulai 1 Mei hingga 9 November 2000. Dalam modifikasi ini ditambahkan fasilitas helipad tanpa hanggar, juga beberapa senjata ringan anti serangan udara (PSU) kaliber 20 mm dan 35 mm. Guna menampung jumlah pasukan dalam jumlah besar, dilakukan perubahan fungsi ruangan. Kemampuan angkut ideal KRI Tanjung Kambani 971 dengan kapasitas tempat tidur 460 orang. Namun dalam kondisi tertentu, kapal berbobot mati 7.138 ton ini dapat dimuati 1.500 orang. Han