Headline

Bupati Majalengka Minta Perkuat Prokes di Obyek Wisata

×

Bupati Majalengka Minta Perkuat Prokes di Obyek Wisata

Sebarkan artikel ini

Majalengka, faktapers.id – Banyaknya potensi obyek wisata di Majalengka sangatlah perlu dilakukan pendekatan sistem dalam tata kelolanya. Sehingga dapat termanage dengan baik dan memiliki daya tarik dan daya tawar.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Kabupaten Majalengka, DR. H. Karna Sobahi, M.M.Pd, seusai membuka Bintek gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) dalam rangka menyambut adaptasi kebiasaan baru (AKB) di destinasi pariwisata, bertempat di Situ Cipanten, Desa Gunungkuning, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka, Senin (7/9/2020).

Bupati optimis, jika dalam pengelolaan pariwisata dilakukan dengan baik dan memiliki personalia yang lengkap, maka pengunjung yang datang akan merasa terkesan.

“Orang yang datang akan merasa senang dan disenangkan oleh pelayanannya. Di samping visual kebersihan dan keasrian tempat, sajian kuliner dan spot-spot lainnya hingga cindera mata khas daerah menjadi bagian dari daya dukung dalam menghidupkan potensi dunia pariwisata di Majalengka,” kata Karna Sobahi.

Sementara itu, upaya dalam menggeliatkan kembali dunia pariwisata Majalengka ditengah pandemi, bupati mengimbau Protokol Kesehatan (Prokes) agar dipedomani seiring dengan berjalannya AKB.

“Standar protokol kesehatan bisa melawan Covid-19. Makanya, pemerintah daerah telah mengucurkan dana sebesar Rp. 450 juta kepada Dinas Parbud untuk penanganan Covid di obyek wisata,” ujar Karna Sobahi.

Kemudian dikatakannya, komponen-komponen yang diberikan ke obyek wisata untuk menjaga agar tidak menjadi klaster penularan corona, di antaranya 30 wastafel portable, 30 unit thermogun, 30.000 masker, cairan disinfektan sebanyak 320 liter, bilik disinfektan 18 buah, faceshield 200 buah, cairan handsanitizer 72 liter, sarung tangan 2500 buah dan baju hazmat 36 buah.

“Saya minta perkuat protokol kesehatan dan saya titip kepada para pengelola obyek wisata agar betul-betul selektif di pintu gerbang masuk, supaya tidak terjadi transmisi lokal. Kalau sampai terjadi, kita akan melakukan off atau lockdown terhadap obyek wisata itu,” himbaunya.  Lintong Situmorang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *