Perpaduan IPTEK dan Kekayaan, Kearifan Lokal Diyakini Majukan Pembangunan

294
×

Perpaduan IPTEK dan Kekayaan, Kearifan Lokal Diyakini Majukan Pembangunan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, faktapers.id – Perpaduan antara ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK) dengan kekayaan dan kearifan lokal akan memajukan pembangunan di Pulau Sumatera.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti ajak seluruh kalangan majukan Pulau Sumatera dengan pendekatan IPTEK. Ia yakin dengan dipadukannya IPTEK dengan kekayaan dan kearifan lokal bakal mengakselerasi pembangunan.

“Pulau Sumatera yang begitu kaya harus bisa menyejahterakan warganya. Dengan pendekatan IPTEK, dengan kepoloporan dari ITERA (Institut Teknologi Sumatera), saya yakin Pulau Sumatera akan semakin maju dengan warga yang tambah sejahtera,” ujarnya, dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (6/10).

Kepada ITERA yang didirikan pada 6 Oktober 2014 itu,
LaNyalla pun menyampaikan selamat ulang tahun. Ia mengaku bangga dengan keberadaan ITERA yang semakin memperkaya upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM di Pulau Sumatera.

”ITERA melengkapi Institut Teknologi yang ada di Indonesia, di antaranya Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 November Surabaya dan Institut Teknologi Kalimantan. Semuanya berpadu mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, berdaya saing, dan menguasai IPTEK,” sebutnya.

Di kesempatan itu, LaNyalla sampaikan pernyataan Presiden Soekarno, yang ia kutip saat membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Indonesia yang pertama di Malang, tahun 1958. “Bangsa ini hanya akan maju dan sejahtera jika pembangunannya dilandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi,” paparnya

Artinya apa? Sambung LaNyalla, artinya harus menjadikan IPTEK sebagai alat sekaligus sarana pendorong kemajuan perekonomian. “Bukan kita sibuk membangun teknologi, tetapi lupa tujuan kehadiran teknologi itu di tengah bangsa ini,” ungkap Senator asal Jawa Timur itu.

LaNyalla menegaskan, teknologi harus menjadi jalan keluar, karena itu teknologi harus membumi. Ia menggarisbawahi pendekatan IPTEK harus tetap prioritaskan mendorong menggerakkan, sekaligus mempercepat perekonomian di Indonesia.

”Jadi jangan IPTEK yang tercerabut dari akar ekonomi rakyat Indonesia. Daerah di Tanah Air memiliki keunggulan komparatif masing-masing, mulai dari pertanian dan perikanan, kehutanan, perkebunan, peternakan, mineral, hingga pesona pariwisata,” paparnya.

Sambung LaNalla, itu semua membutuhkan sentuhan IPTEK agar semua daerah memiliki keunggulan kompetitif yang bisa bersaing dengan berbagai negara. ”Agar kita menjadi bangsa yang handal soal ketahanan pangan, bangsa yang mampu menjadi tujuan wisata dunia, bangsa yang mampu mengolah sumber daya mineral dengan baik dan bervisi kelanjutan,” serunya.

Sebut LaNalla lagi, agar Indonesia menjadi bangsa yang menjadi paru-paru dunia dengan hutan tropis. “Semuanya butuh pendekatan IPTEK.Termasuk untuk menjawab tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki hambatan konektivitas dan gap pembangunan antara Jawa dan Luar Jawa,” tegasnya.

Tak hanya itu, LaNyalla juga menuturkan, kinin pemerintah telah mengalokasikan di dalam APBN tahun anggaran 2020 dana abadi penelitian, sebesar Rp 5 Trilyun, dan secara bertahap akan terus ditingkatkan. Pemerintah juga telah mendorong dunia industri untuk memperkuat inovasi berbasis riset nasional, dengan memberikan insentif melalui skema pemotongan pajak.

“Penguatan riset juga dapat dilakukan melalui pemanfaatan dana pengembangan pendidikan nasional yang dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang saat ini dana yang dikelola telah mencapai lebih dari Rp 66 Triliun. Sehingga ruang untuk pengembangan inovasi dan riset saat ini sudah lebih baik,”
imbuhnya. OSS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *