Jakarta, faktapers.id – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengajak Forum Anak di seluruh Indonesia untuk mengambil peran dalam meminimalisasi penyebaran Covid-19 di kluster keluarga. Menteri Bintang meminta seluruh pihak terlibat dalam sosialisasi dan kampanye secara masif terkait Protokol Kesehatan Keluarga kepada masyarakat disesuaikan dengan kearifan lokal tiap-tiap daerah. Peran Forum Anak sebagai Pelopor dan Pelapor dinilai memiliki peran penting di lingkungan sebaya untuk mencegah penyebaran virus.
“Apresiasi setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih bunda sampaikan kepada Forum Anak di seluruh Indonesia atas kerja nyata melalui berbagai kegiatan yang telah kalian lakukan dalam meningkatkan upaya pencegahan penyebaran Covid-19 di masa situasi sulit ini terhadap rekan-rekan sebaya di seluruh Indonesia. Kalian adalah anak-anak yang luar biasa,” tutur Menteri Bintang dalam Dialog dan Sosialisasi Protokol Kesehatan Keluarga Bersama Forum Anak di Seluruh Indonesia (17/10).
Dilibatkannya Forum Anak dalam kampanye sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo kepada Menteri Bintang pada 24 September 2020 untuk kembali gencar melakukan Kampanye 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak) khususnya di lingkungan keluarga. Instruksi ini didasarkan pada meningkatnya jumlah klaster keluarga pada September lalu yaitu 1.100 klaster (Data Kementerian Kesehatan). Penyebaran di klaster dalam keluarga ini disebabkan karena adanya anggota keluarga yang terpapar Covid-19 di luar rumah. Jika tidak ditangani segera, klaster ini dikhawatirkan akan mempercepat perluasan klaster Covid-19 di Indonesia.
Hal ini tak luput menjadi perhatian Presiden Joko Widodo melalui Kemen PPPA untuk melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan wabah Covid-19 pada klaster keluarga. Anak-anak harus mengambil peran untuk mengampanyekan 3M tersebut, yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal ini bertujuan untuk melindungi seluruh anggota keluarga dari penularan Covid-19, memberikan penanganan tepat pada anggota keluarga yang rentan berisiko; serta memastikan setiap anggota keluarga memperoleh informasi yang benar, terkini, dan relevan tentang pencegahan dan penanganan Covid-19.
Pada dialog tersebut, Perwakilan Forum Anak dari Jawa Timur, Hana Salwa Nuha menceritakan stigma negatif dari masyarakat setelah dirinya terpapar Covid-19 dari ayahnya. Meski demikian Hana mengaku tidak melunturkan semangatnya untuk segera sembuh, karena di sisi lain Hana juga mendapat dukungan dari keluarga dan orang terdekat. Hana menekankan pentingnya untuk terus memperkuat hubungan dengan Tuhan, berpikir positif dan tetap sabar, selalu menerapkan 3M, meningkatkan imun tubuh, dan memberi semangat kepada teman-teman yang terpapar Covid-19.
Pengalaman mendapatkan stigma negatif juga diterima oleh Afdal Lul Zikri dari Forum Anak Sumatera Barat yang seringkali justru memperparah kondisi pasien sehingga menjadi frustasi dan menurun imunnya. Untuk itu, selama menjalani isolasi mandiri, Afdal selalu berusaha menghibur para pasien yang berada di satu ruang dengan dirinya.
“Saya rasa Covid-19 bukanlah aib, justru kita sebagai orang yang pernah terpapar seharusnya bisa memberikan edukasi kepada masyarakat luas tentang pentingnya memberi dukungan bagi para pasien yang terpapar, bukan memberikan stigma negatif bahkan menjauhi dan mengucilkannya. Mereka butuh dukungan dan semangat untuk segera sembuh, jika kita tidak bisa memberikan bantuan dalam bentuk makanan atau lainnya, cukup dengan memberi dukungan dan tidak memberikan stigma buruk kepada mereka,” tegas Afdal.
Mendengar pengalaman dari anak-anak yang pernah terpapar Covid-19 tersebut, Menteri Bintang sangat terharu dan bangga. Selain itu, Menteri Bintang juga ikut menekankan kepada seluruh anak dan masyarakat luas untuk tidak memberikan stigma negatif bagi para pasien Covid-19 dan harus saling menguatkan.
“Hal ini harus menjadi catatan dan solusi bersama, kita harus melakukan sosialisasi dan edukasi lebih masif dengan inovasi kepada masyarakat bahwa orang yang tepapar Covid-19 bukanlah aib. Justru kita harus memiliki empati, saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Anak-anak, kalian adalah anak yang luar biasa, bunda sangat bangga terhadap semangat kalian yang tetap berpikir positif dan bisa mengambil hikmah dari pengalaman kalian selama mengalami keterpaparan Covid-19 ini. Tetap semangat, selalu sehat, menjadi inspirasi bagi teman-teman semua,” ujar Menteri Bintang.
Lebih lanjut Menteri Bintang juga menyampaikan pentingnya peran serta pemerintah daerah melalui Dinas terkait untuk menyosialisasikan Protokol Kesehatan Keluarga. ”Kami tunggu kerja nyata daerah masing-masing agar bisa menekan keterpaparan Covid-19 di kluster keluarga. Pentingnya upaya dengan bersinergi bersama, untuk bisa memperkuat pencegahan dan penanganan Covid-19 di Indonesia,” tutup Menteri Bintang.
Kemen PPPA bersama Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyusun Protokol Kesehatan Keluarga sebagai panduan untuk melakukan prinsip pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19 dalam keluarga. Protokol ini mengatur 4 (empat) pokok bahasan penting, yaitu Protokol Kesehatan dalam Keluarga Secara Umum; Protokol Kesehatan Ketika ada Anggota yang Terpapar; Protokol Kesehatan Keluarga Ketika Beraktivitas di Luar Rumah; dan Protokol Kesehatan di lingkungan Sekitar Ketika Ada Warga yang Terpapar. Untuk memudahkan masyarakat dalam memahami Protokol Kesehatan Keluarga, Kemen PPPA telah membuat materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait protokol tersebut yang dapat diakses di http://bit.ly/protokolkesehatankeluarga. Her